Ingat Ya, THR Bukan Tunjangan Hura - Hura

Minggu, 03 Juni 2018 – 04:55 WIB
PNS menerima THR. Ilustrasi Foto: IVAN/LOMBOK POST

jpnn.com, MATARAM - Pada pekan depan para PNS, anggota TNI, Polri, pejabat, pensiunan, dan pekerja di perusahaan swasta, akan menerima pencairan THR.

Ya, THR adalah tunjangan hari raya, bukan tunjangan hura-hura. Jadi, uang THR harus dikelola sebaik-baiknya, walaupun jumlahnya tidak seberapa.

BACA JUGA: Gaji Tetap Saja Tidak Ada, Apalagi THR

“Ya kita juga dapat THR,” kata Ketua Komisi II bidang Perekonomian DPRD Kota Mataram HM Zaini, sembari senyum.

Tapi rupanya Zaini juga punya problem yang sama dengan kebanyakan orang. Tidak terlalu jago dalam mengatur keuangannya. “Ndak pernah saya atur. Susah soalnya,” ujarnya sembari tertawa renyah.

BACA JUGA: Guru PNS Iuran Beli Sembako THR Honorer

Zaini boleh jadi potret kebingungan itu. Sebagai wakil rakyat, ia tidak hanya bertugas membahagiakan keluarganya. Tetapi juga harus bisa berbagi dengan konstituennya. “Nah kalau sudah bingung begini, saya biasanya serahkan ke istri,” bebernya.

Dia merasa sang istri sangat bijak dalam mengatur keuangan. Saat uang THR-nya sudah masuk di rekeningnya, maka langsung diambil alih sang istri. “Biar dia yang atur semua dengan sepandai-pandainya,” ujarnya.

BACA JUGA: THR Honorer Dibayar Bareng PNS

Lombok Post (Jawa Post Group) pun bertanya pada istri tercinta politisi partai Demokrat ini. Dialah, Swastining Diyah Ramdani. “Ya kita atur sepandai-pandainya,” kata wanita yang akrab disapa Nining ini.

Ada beberapa strategi pengaturan keuangan yang coba ia terapkan untuk mengelola keuangan suaminya. Melalui skema perencanaan yang matang. Salah satu bentuk perencanaan misalnya dengan membagi-bagi uang itu dalam enam bagian.

“Kita harus sadar sebanyak apapun uang THR kalau mau dipakai semua untuk bagi-bagi ya tidak akan pernah cukup,” jelasnya.

Karena itu, substansinya sebenarnya bukan pada banyak atau sedikitnya uang untuk digunakan berbagi. Tetapi seberapa porsi yang ikhlas digunakan untuk berderma bagi sesama.

Karena itu, cobalah untuk mengawalinya dengan membuat perencanaan yang matang. Misalnya 10 persen THR dialokasikan untuk investasi hari tua. 10 persen lagi untuk investasi logam mulia. Entah itu dalam bentuk kalung atau anting.

Sisihkan juga 20 persen untuk beramal. Jika Anda punya cicilan atau hutang yang belum dilunasi, maka 10 persen untuk uang tak terduga bisa digunakan untuk itu. Sedangkan 50 persen untuk membeli berbagai keperluan secukupnya untuk persiapan lebaran.

“Dengan pengaturan keuangan yang baik, tentu berbagai niatan sosial, amal, dan untuk kepentingan keluarga bisa terpenuhi dengan baik,” jelasnya.

Perlu diketahui secara umum sebenarnya ada tiga mental manusia jika berhadapan dengan uang. Ada mental miskin, mental menengah, dan mental kaya. Karena itu jika Anda ingin menjadi kaya dengan uang THR yang didapat tahun ini, maka tirulah bagaimana orang kaya mengatur keuangannya.

Sekedar tahu, mental miskin meniscayakan orang yang dapat THR setelah dapat langsung berpikir bagaimana cara menghabiskan uangnya. Semua untuk bersenang-senang. Hura-hura.

BACA JUGA: Gaji Tetap Saja Tidak Ada, Apalagi THR

Mereka akan berpikir menabung saat membayangkan THR-nya ada sisa. “Padahal kalau sudah diniatkan mau dihabiskan, masak bisa tersisa?” ujarnya.

Sedangkan mental orang menengah cenderung untuk langsung memanfaatkan THR membeli barang-barang yang ia inginkan. Bukan yang dibutuhkan. Barang yang dibeli cenderung bernilai konsumtif. Meskipun punya nilai investasi, tapi cenderung turun. “Semisal dengan membeli HP, motor, mobil dan sejenisnya,” ulasnya.

Sedangkan mental orang kaya selalu mencoba untuk membuat pengaturan yang baik. Supaya tidak boros dan menghambur-hamburkan uang untuk kepentingan yang tidak produktif. “Barulah setelah dibagi dengan benar, sisanya digunakan untuk membeli keinginan pribadinya,” ulasnya.

Pembagiannya tentu juga bukan hanya sekedar dibagi lalu disimpan di bawah bantal atau di dalam lemari. Sebab pembagian model ini cenderung membuat pemiliknya tergoda lagi memakainya. Karena itu harus segera dialihkan ke sektor yang produktif seperti investasi yang menguntungkan.

“Semoga dengan adanya gambaran ini kita bisa lebih bijak mengatur keuangan kita,” harapnya. (zad/r5)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... THR Guru Honorer Ada yang Berupa Kain Sarung


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler