jpnn.com, JAKARTA - Omongan mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Muhammad terus menuai kecaman. Tidak hanya warga internet yang menganggap rasis karena menyebut suku Bugis sebagai lanun, tapi juga tokoh-tokoh dari Sulawesi Selatan.
Termasuk budayawan Luwu Idwar Anwar. Dia turut menyayangkan pernyataan tersebut karena keluar dari seorang tokoh sekelas Mahathir yang memiliki gelar pendidikan doktor.
BACA JUGA: Ini Pernyataan Mahathir yang Menyinggung Pak JK
Idwar mengatakan, seharusnya Mahathir paham bahwa peradaban Malaysia saat ini ada karena ikut dibangun oleh warga keturunan Bugis Luwu dan Makassar yakni Opu Daeng Rilekka, bangsawan Kedatuan Luwu.
Lihat: Ini Pernyataan Mahathir yang Menyinggung Pak JK
BACA JUGA: Wakil PM Malaysia Ungkap Pak JK Tersinggung Omongan Mahathir
Idwar Anwar yang merupakan penulis buku Ensiklopedia Luwu menjelaskan, Opu Daeng Rilekka adalah bangsawan yang melahirkan Opu Dg Parani, Opu Dg Mebambung, Opu Dg Marewah, Opu Dg Cellak dan Opu Dg Kamasi.
Mereka inilah yang pernah menumbuhkan dominasi politik di Semenanjung Melayu.
BACA JUGA: Persatuan Warga Bugis di Malaysia Polisikan Mahathir
”Raja Selangor pertama itu adalah keturunan Opu Dg Cellak,” kata Idwar seperti yang dilansir Indopos (Jawa Pos Group).
Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad yang merupakan orang penting dalam sejara Melayu dan Malaysia, juga keturunan Opu Dg Cellak asal Luwu.
Dia merupakan ulama, sejarawan, dan pujangga abad 19, sekaligus pencatat pertama dasar-dasar tata bahasa Melayu yang digunakan Malaysia.
Raja Ali Haji juga sekaligus cucu dari Raja Haji Fisabilillah, Yang Dipertuan Muda IV dari Kesultanan Lingga-Riau (sekarang bagian Malaysia) sekaligus saudara Raja Lumu, Sultan pertama Selangor-Malaysia.
Dari 9 raja yang pernah memerintah di Malaysia, pada umumnya merupakan keturunan dari Kerajaan Luwu.
Salah satunya pemangku Kerajaan Selangor yang merupakan keturunan dari Kerajaan Luwu.
Karena itu, sebut alumni Universitas Hasanuddin ini, ikatan emosional antara Malaysia dan Indonesia, khususnya masyarakat Sulawesi Selatan sangat dekat. Jadi, sangat tidak objektif jika Mahathir menganggap Bugis (Luwu) itu sebagai lanun. (indpos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Musuh Bebuyutan Bersatu Menumbangkan Status Quo
Redaktur : Tim Redaksi