jpnn.com - DI tengah keruntuhan Nazi pada 1945, dunia Barat mulai mengarahkan perhatiannya kepada pembentukan negara persatuan komunis bernama Uni Sovyet. Namun, diam-diam sekelompok pasukan di satuan khusus Inggris, SAS, menyusun rencana balas dendam untuk menghabisi para perwira Nazi yang mereka anggap sebagai penjahat perang. Namun upaya mereka gagal. Para "Kopassus" Inggris itu malah tewas dibantai Nazi.
Hal itu terungkap dalam buku tulisan Damien Lewis berjudul The Nazi Hunters.
BACA JUGA: Aksi Marinir Indonesia yang Stupid Crazy VS Gengster Pelabuhan (2/habis)
Lewis menulis, dalam Operasi Loyton pada 1944, Kopassus-nya Inggris, SAS, menyerbu pasukan Nazi yang berada di Pegunungan Vosges, Prancis Timur. Mereka menerjunkan 31 tentara melalui udara.
Namun, perang gerilya yang berlangsung dua bulan itu hanya menghasilkan kekalahan bagi Inggris. 31 pasukan tersebut dinyatakan hilang. Dalam perjanjian internasional, tawanan perang seharunya ditempatkan dalam tahanan khusus. Tidak boleh dibunuh.
BACA JUGA: Aksi Marinir Indonesia yang Stupid Crazy VS Gengster Pelabuhan (1)
Namun, tidak demikian dengan Nazi. Mereka membunuh semua pasukan Inggris itu. Tak hanya dibunuh, sebelumnya mereka juga disiksa. Beberapa warga lokal Prancis dan sejumlah saksi sejarah menuturkan penyiksaan tersebut.
Salah satunya, beberapa tentara dimasukkan ke dalam ruangan tertutup. Di dalam ruangan tersebut kemudian dimasukkan beberapa granat. Tentara pun tewas bersamaan dengan ledakan granat-granat itu.
BACA JUGA: Kamar Gas Beracun Sukses, Nazi Pakai Cara Mobile untuk Membunuh Massal, Seperti Ini Mobilnya!
Beberapa pasukan lainnya dibunuh dengan cara digantung. Berbeda dengan menggantung untuk hukuman mati yang langsung tewas, pasukan Nazi menggantung mereka tapi kakinya sedikit menginjak tanah. Tujuannya, tentara Inggris mati pelan-pelan.
Yang “lebih beruntung” adalah mereka yang langsung dibawa ke hutan kemudian ditembak.
Karena itulah, SAS berang. Mayor Bill Barkworth lantas memimpin sejumlah pasukan untuk menangkapi para penjahat perang tersebut. Komandan Operasi Loyton Kolonel Brian Franks menyebut pembentukan unit khusus yang sangat rahasia itu adalah bagian dari tanggung jawab mereka. “Untuk mereka yang tewas dan keluarga yang ditinggalkan,” kata Franks seperti dikutip di Daily Mail.
Jadilah Mayor Bill Barkworth memimpin pasukan rahasia tersebut untuk balas dendam kepada pasukan Nazi. Barkworth yang memimpin pasukan berhasil menangkap sejumlah perwira tinggi anak buah Adolf Hitler.
Pergerakan pasukan Barkworth dimulai dengan menyelidiki nasib 31 tentara SAS. Apakah mereka benar-benar dibunuh?
Mereka mendatangi penduduk lokal di Pegunungan Vosges, Prancis Timur. Pola kerja mereka mirip detektif. Mereka mengumpulkan informasi dari saksi mata dan sejumlah barang bukti. Penduduk sangat membantu. Mereka ditunjukkan beberapa pemakaman massal tak bertuan di sekitar kawasan tersebut.
Dengan mencocokan nama di kalung (dog tags), susunan gigi, dan lokasi penerjunan pasukan, unit rahasia tersebut sampai pada kesimpulan utama: 31 pasukan tewas di tangan Nazi.
Mereka langsung bergerak menangkapi para perwira Nazi. Para penjahat perang itu dibawa ke markas mereka di Villa Degler, Vosges, untuk diinterogasi.
Salah satunya adalah Peter Straub. Dia adalah salah satu komandan Gestapo, unit pasukan Nazi yang sangat kejam. Dia yang menginstruksikan untuk menggantung tentara Inggris agar mati pelan-pelan. Selama interogasi dia diminta untuk terus berlutut. “Seperti binatang, mereka tidak pantas berdiri,” kata Barkworth.
Beberapa perwira Gestapo yang berhasil ditangkap Barkworth adalah Lt Heinrich Neuschwanger dan Hans Ernst. Para perwira tersebut kemudian diserahkan ke otoritas Sekutu untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. (isk)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Di Ruangan Inilah Nazi Membantai Pasien Sakit Jiwa Sebelum Membunuh Massal Yahudi
Redaktur : Tim Redaksi