jpnn.com - KEKEJIAN Nazi memang tak diragukan lagi. Selain menyasar kaum Yahudi untuk dibunuh secara massal, pasukan Adolf Hitler ini tega membantai rakyat biasa sebagai ajang uju coba kamar gas beracun sebelum digunakan untuk membunuh orang-orang Yahudi. Daily Mail mengungkap sejarah kelam kekejaman Nazi dalam mengembangkan kamp konsentrasi yang terletak di Poznan, Polandia.
Pada 10 Oktober 1939, Nazi menyita benteng Colomb di Kota Poznan, Polandia. Nah benteng itu lantas dirubah sebagai lokasi uji coba pembunuan massal dengan kamar gas beracun.
BACA JUGA: Terungkap! Nazi Jadikan Pasien Sakit Jiwa Kelinci Percobaan Sebelum Bunuh Massal Yahudi
Jika dilihat dari foto-foto yang dilansir, kawasan kamp konsentrasi itu sangatlah tertutup dan mengerikan.
BACA JUGA: Pernah Dengar Istilah Belanda Depok? Ini Sejarahnya...
Kamp konsentrasi Poznan yang digunakan terntara Nazi Jerman untuk membunuh massal kaum Yahudi pada abad 19 silam. FOTO: Ed Wight for MailOnline
Salah satu foto menunjukkan ruangan eksekusi. Ruangan itu itu tak begitu luasnya. Temboknya hanya dari batu bata tanpa dilapisi apapun lagi.
BACA JUGA: Tole Iskandar dan Kaum Belanda Depok
Nah sebagai uji coba, pasukan nasi menggunkan ratusan pasien sakit jiwa dan juga susternya. SS, pasukan Nazi akan menjemput pasien sakit jiwa di beberapa rumah sakit. Mereka lanta diangkut menggunakan truk yang masing-masing berisi 25 orang.
Ruang eksekusi yang dipakai Nazi untuk membantai para pasien sakit jiwa sebagai ajang uju coba pembunuhan massal kaum Yahudi. FOTO: Ed Wight for MailOnline
Begitu tiba di Konzentrationslager Posen (Kamp Konsentrasi Poznan), mereka digiring untuk berjalan menuju ruangan eksekusi itu. Mereka lantas dimasukkan kamar gas beracun yang terletak di puncak bukit. Begitu masuk, pintu dikunci.
Karbon monoksida pun ditiupkan ke dalam kamar hingga semua pasien meregang nyawa.
Habis dengan para lelaki pasien sakit jiwa, Nazi belum puas. Mereka kemudian mengumpulkan pasien perempuan dan para suster. Setelah para perempuan meninggal, pasien anak-anak mendapat giliran selanjutnya. (isk/mas/jpnn/bersambung)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Revolusi Oktober Di Kampung Belanda Depok
Redaktur : Tim Redaksi