Inggris Rencanakan Serang Suriah

Buntut Penggunakan Senjata Kimia

Rabu, 28 Agustus 2013 – 13:00 WIB

jpnn.com - LONDON - PM Inggris David Cameron menyeru penggunaan senjata kimia oleh pemerintah Suriah secara moral tidak dapat dibenarkan. Pernyataan Cameron muncul setelah dia melakukan pertemuan dengan parlemen negara itu untuk membicarakan soal respon terhadap krisis yang terjadi di Suriah.

Cameron seperti dilansir BBC (27/8), mengatakan dunia tidak bisa berpangku tangan ketika di depannya terjadi pengunaan secara meluas senjata yang telah dilarang. "Namun tindakan militer terhadap Suriah harus dilakukan dengan tepat dan benar menurut aturan yang ada," ujarnya.

BACA JUGA: Rusia Sebut Negara Barat Bak Monyet Bergranat

Sebelumnya AS dan sejumlah negara lain berencana akan menggunakan alasan penggunaan senjata kimia untuk menyerang Suriah. Pemerintah Inggris juga sedang mempertimbangkan opsi penggunaan kekuatan militer menyusul kecurigaan terhadap serangan yang dilakukan Suriah pekan lalu.

PBB sendiri telah mengirim tim investigasi untuk menyelidiki kecurigaan tersebut. "Kami percaya pemerintah Suriah memiliki 'motif dan peluang' untuk menggunakan senjata kimia sedangkan untuk menuding kelompok oposisi yang melakukan itu peluangnya cukup kecil," lanjutnya.

BACA JUGA: Billabong Rugi Rp 8,7 Triliun

Namun, pemerintah Suriah sendiri menanggapi rencana aksi militer tersebut dengan mengatakan sebagai hal yang tidak bertanggung jawab.

"Apa yang telah kita lihat di Suriah adalah adegan kematian yang mengerikan dan penuh penderitaan yang diakibatkan oleh penggunaan senjata kimia oleh rezim Assad," tambah Cameron.

BACA JUGA: Ubah Citra Negatif, Zimbabwe Bikin Disneyland Afrika

Meski aksi militer tampaknya akan menjadi pilihan bagi Inggris dan sekutunya namun mereka juga harus memutuskan apakah aksi serangan militer terbatas memang perlu dilakukan untuk mencegah dan mengurangi penggunaan senjata kimia di masa depan.

Dalam perkembangan penanganan krisis di Suriah, PM Cameron telah berbicara dengan Presiden Barack Obama pada hari Selasa sore namun sejauh ini belum ada keputusan yang diambil oleh keduanya.

Keputusan terkait dengan langkah penanganan krisis Suriah kemungkinan akan muncul setelah Cameron menggelar pertemuan dengan Dewan Keamanan Nasional (NCS) hari ini (28/8).

Sementara Rusia memperingatkan bahwa intervensi militer ke Suriah akan membawa konsekuensi yang sangat serius bagi kawasan. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Alezander Lukashevich, meminta masyarakat internasional memperlihatkan kehati-hatian dalam krisis di Suriah dan mematuhi hukum internasional.

"Upaya-upaya di luar mekanisme Dewan Keamanan, akan kembali menciptakan dalih yang dibuat-buat, yang tidak berdasar, untuk intervensi militer di kawasan yang penuh dengan penderitaan baru di Suriah dan konsekuensi bencana bagi negara-negara di Timur Tengah serta Afrika Utara," tegasnya. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jalankan Usaha Tanpa Izin, Donald Trump Digugat Rp 444 Miliar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler