jpnn.com - Tak bisa dipungkiri, dengan tak menentunya harga emas belakangan ini, investasi di bidang properti menjadi pilihan yang tepat. Apalagi, seperti banyak pameo yang beredar di masyarakat, membeli properti tidak akan pernah rugi.
Namun, meski menjanjikan keuntungan, investasi di bidang ini tetaplah harus menggunakan logika dan insting bisnis. ”Tujuannya tentu agar keuntungan bisa maksimal,” kata Sutandi Purnomosidi Direktur Pakuwon Group. Pakuwon merupakan salah satu raja industri properti tanah air.
BACA JUGA: Pengusaha Kosmetika Diminta Gunakan Bahan Baku Lokal
Salah satu hal yang perlu diperhatikan saat investasi adalah lokasi. ”Dalam bisnis ini, lokasi adalah nomor tiga. Nomor dua dan nomor satunya, ya juga lokasi,” jelas pria humoris tersebut.
Lokasi yang baik tentu akan meningkatkan harga jual aset. Tak tanggung-tanggung, dalam waktu singkat bahkan bisa melonjak dua hingga tiga kali lipat. Selain lokasi, yang juga tak kalah penting adalah luas lahan dan nama besar pengembang.
BACA JUGA: Ekspor Emas Hitam Ambruk, Turun 50 Persen
Dengan lahan yang masih luas berdampak pada masih banyaknya proyek yang akan dijalankan oleh pengembang tersebut. Misalnya pembangunan cluster lain serta fasilitas umum seperti mal, sekolah, rumah sakit, area bermain keluarga, hingga pusat perdagangan dan kuliner.
”Lokasi yang baik akan tertutupi dengan pengembangan kota mandiri yang baik. Jadi, meskipun agak ke pinggir, namun pengembang bisa menjanjikan akan mengubah kawasan itu, ya jadinya itulah yang lebih baik dan dipilih masyarakat. Makanya, memang harus selektif memilih pengembang,” kata dia.
BACA JUGA: Sempat Dianggap Mustahil, Pertumbuhan Panasonic Mengagumkan
Sutandi lantas mencontohkan, proyek terbaru Pakuwon, yakni Grand Pakuwon yang terletak di kawasan Tandes Surabaya mampu menyulap kawasan tersebut menjadi lebih maju. Dan dengan lahan kosong yang masih sangat luas, akan banyak hal yang bisa didirikan. Di antaranya adalah akses langsung ke jalan tol serta mal skala nasional. Harga tanah di Grand Pakuwon ini pun sejak di-launching 2014 silam, atau dua tahun lalu sudah meningkat lebih dari 30 persen. (jpnn/pda)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pedagang Daging Lawan Keputusan Pemerintah
Redaktur : Tim Redaksi