jpnn.com, SUBANG - Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan upaya peningkatan produksi gula konsumsi melalui pola ekstensifikasi maupun intensifikasi.
Hal itu disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) saat melakukan olah tanah, tanam, dan panen tebu di Desa Pasirbungur Kecamatan Purwadadi Kabupaten Subang, Jawa Barat.
BACA JUGA: KSP Moeldoko Dorong Kementan Kembangkan Pangan Lokal, Ini Alasannya
Menurut Mentan, olah tanah, tanam, dan panen tebu yang dilakukan itu merupakan tindak lanjut instruksi Presiden Joko Widodo kepada jajarannya, khususnya Menteri Pertanian dan Menteri BUMN ketika rapat terbatas di Istana Kepresidenan.
Doa mengatakan Jakarta beberapa waktu lalu mempersiapkan berbagai langkah yang perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan gula nasional sesegera mungkin.
BACA JUGA: Jan Samuel Maringka Beberkan Strategi Itjen Kementan Wujudkan Kalbar Zero PMK
"Kami punya kemampuan untuk menghadirkan varietas yang bagus, bahkan beliau sudah mempersiapkan permodalan dalam skema KUR," kata Mentan.
Bupati Subang, Ruhimat yang turut mendampingi mengatakan luas lahan yang ada di wilayahnya kurang lebih 220 ribu, 60 persen dimiliki BUMN.
BACA JUGA: Sekjen Kementan: 3 Isu Prioritas Pertanian Diapresasi Semua Anggota G20
"Salah satu contoh, areal milik Perhutani itu masih ada yang satu spotnya saja mungkin dua kali di PG Rajawali ini Pak Menteri," ungakap Ruhimat.
Diketahui, produksi gula nasional 2021 mencapai 2,35 juta ton atau naik 10,3 persen dibandingkan produksi 2020 sebesar 2,13 juta ton.
Produksi tersebut berasal dari giling tebu dalam negeri oleh pabrik gula dan dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi sebesar 3,2 juta ton.
Sehingga masih dibutuhkan tambahan produksi untuk swasembada sebesar 850 ribu ton Gula Kristal Putih (GKP).
Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah menyampaikan bahwa untuk mengejar kebutuhan gula konsumsi nasional.
Pihaknya sudah menyiapkan lima strategi, yaitu identifikasi kesesuaian lahan baru untuk tebu, pemanfaatan lahan HGU yang terlantar, revitalisasi pabrik gula, investasi pabrik gula baru, dan perbaikan pola kemitraan antara pabrik gula dengan petani tebu.
"Kami akan melakukan penanaman lahan baru seluas 75 ribu ha dengan pemanfaatan lahan Perhutani ataupun pada lahan HGU yang terbengkalai," imbuh Andi.
Andi menambahkan pendekatan intensifikasi dilakukan melalui bongkar ratoon seluas 75 ribu ha dan rawat ratoon seluas 125 ribu ha.
"Dari perluasan, bongkar, dan rawat ratoon tersebut diharapkan mampu memberikan tambahan produksi serta menaikan produktivitas sehingga kekurangan sebesar 850 ribu ton GKP," pungkasnya. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Sebut Alsintan Dorong Transformasi Perkebunan Tradisional ke Modern
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian