Ini Alasan BNP2TKI Tutup Penyalur TKI di Ciputat

Kamis, 04 September 2014 – 11:29 WIB

jpnn.com - CIPUTAT - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menutup balai latihan kerja (BLK) sekaligus penampungan TKI PT Karya Semesta Perkasa di Jalan Poncol Raya RT 004/002 Nomor 26, Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat, Rabu (3/9). Diduga kantor penyedia jasa tenaga kerja itu menyalahi aturan yang berlaku.

Terbongkarnya aktivitas itu berawal dari kecurigaan warga yang menilai ada ketidakwajaran kondisi di dalam bangunan didominasi warna krem berpagar tinggi dan berlantai empat itu. Saat petugas BNP2TKI datang ke lokasi, pemilik maupun staf kantor tidak ada di tempat. Hanya ratusan calon tenaga kerja yang seluruhnya wanita ada di dalam.

BACA JUGA: Di Video Panas Eks Pejabat, Aktris Berseragam Sekolah

“Warga melapor satu hari sebelum penggerebekan,” kata Direktur Pengamanan dan Pengawasan BNP2TKI, Brigjen Bambang Purwanto.

Bambang mengatakan, pelanggaran yang dilakukan PT Karya Semesta Perkasa di antaranya perusahaan menjalankan kegiatan secara ilegal karena izin usaha sudah dicabut Kementerian Tenaga Kerja. Kedua, over kapasitas, maksimal menampung 60 calon tenaga kerja membengkak hingga 303 orang. Ketiga, adanya trafficking dengan siap mempekerjakan anak di bawah umur. Keempat, calon tenaga kerja tidak memiliki kelengkapan dokumen sebagai syarat menjadi TKI. Terakhir, saat dimintai keterangan petugas, ternyata banyak calon tenaga kerja buta huruf.

BACA JUGA: Tak Kantongi Izin, Perumahan Disegel Satpol PP

“Bagaimana kalau mau dipekerjakan ke luar negeri kalau si pekerja saja tidak bisa baca tulis. Apalagi masih banyak di bawah umur, padahal untuk mengurus surat membutuhkan kartu pengenal. Dari sini sudah jelas terlihat aktivitas ilegalnya,” ujarnya.

Berdasarkan pemantauan Radar Banten (Grup JPNN), kantor berlantai empat tersebut areanya cukup luas. Lantai satu terdiri atas beberapa ruangan. Seperti ruangan memasak, ruangan pelatihan bagi tenaga kerja, ruangan tamu, hingga lab bahasa. Khusus untuk ruangan pelatihan tenaga kerja terdapat beberapa alat peraga kebutuhan pembantu rumah tangga. Seperti boneka bayi, bak mandi, hingga toilet jongkok. Kesemuanya alat tersebut digunakan sebagai latihan bila calon TKI menjadi pembantu rumah tangga di luar negeri.

BACA JUGA: Serang Sipir, Enam Napi Kabur

Sementara di lantai dua terdapat aula untuk pelatihan yang sifatnya teoretis. Mereka nanti akan dibekali bagaimana menjadi pembantu rumah tangga yang baik. Sedang lantai tiga dan lantai empat digunakan untuk tempat tidur. Rencananya calon TKI akan dikirimkan ke beberapa negara, seperti Singapura, Malaysia, Hongkong, hingga Taiwan.

“Kita diberi pelatihan dasar menjadi pembantu rumah tangga. Makanya disediakan alat peraga. Tujuannya agar saat menjadi pembantu, kita sudah siap kerja,” kata Angelina, calon pembantu rumah tangga.

Perempuan asal Nusa Tenggara Timur (NTT) ini menuturkan, sudah berada di tempat penampungan empat bulan. Mengenai kapan disalurkan, ia belum dapat memastikan karena menunggu konfirmasi dari negara yang bersedia untuk menampung. “Kita hanya dijanjikan bersabar saja. Kapan waktunya belum tahu,” katanya.

Perempuan 25 tahun ini juga tidak menampik bila selama tinggal di penampungan ia hidup dengan fasilitas seadanya. Mulai dari tidur di lantai lantaran tidak ada kasur hingga antre di kamar mandi. Di tempat penampungan, hanya ada tujuh kamar mandi yang digunakan 300-an calon tenaga kerja.

“Saya kalau antre mandi dari pukul 05.30 WIB, baru dapat mandi pukul 09.00 WIB,” ungkapnya.

Dirinya mengaku tergiur kerja di luar negeri lantaran gaji yang cukup besar. Gaji pembantu di Malaysia sekira 700 ringgit Malaysia atau dikurs rupiah Rp2,5 juta. Uang tersebut, menurutnya cukup besar untuk membiayai hidup anak di kampung.

“Kerja di luar negeri pilihan terakhir karena di sini sudah tidak ada lagi pekerjaan,” kata perempuan lulusan SLTA ini.

Senada disampaikan Cristin, calon pembantu lainnya. “Di kampung sudah tidak ada lagi pekerjaan. Sementara kebutuhan anak semakin besar. Mau tidak mau, ya jadi pembantu di luar negeri,” kata perempuan asal Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur.  

Kepala BNP2TKI Gatot Abdullah Mansyur mengatakan, ada indikasi perdagangan manusia dalam operasi perusahaan pemilik BLK. Pihaknya akan terus melakukan penyelidikan terhadap perusahan-perusahaan itu, apakah ada pelanggaran lain selain mengerjakan pekerja di bawah umur, dokumen yang tidak lengkap dan sejenisnya. Mengenai calon-calon TKI yang masih di bawah umur, akan dipulangkan ke daerah asal oleh BNP2TKI.(RB/radar banten)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BRI Cabang Sorong Targetkan Kredit Rp 1,25 Triliun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler