Ini Cara Kurangi Risiko Banjir di Kompleks Istana Presiden

Kamis, 28 Desember 2017 – 21:16 WIB
Istana Presiden. Foto: Dok. JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan rehabilitasi drainase di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.

Hal itu dilakukan untuk meminimalkan risiko kembali terulangnya banjir di lokasi tersebut.

BACA JUGA: GBK Siap Gelar Laga Indonesia vs Islandia

Nantinya, air hujan yang jatuh di kompleks istana tidak akan langsung dibuang ke Sungai Ciliwung Lama yang berada di sampingnya.

Air hujan akan ditampung di dua penampungan (modular tank) dengan kapasitas 57 meter kubik dan 292 meter kubik. 

BACA JUGA: Kementerian PUPR Gelontorkan Rp 20 Triliun untuk Sumatera

Pada saat debit sungai kembali normal, air akan dibuang ke sungai atau dimanfaatkan lagi untuk keperluan lain. Misalnya, menyiram kebun Istana Kepresidenan.

"Mudah-mudahan setelah pekerjaan drainase ini selesai, kawasan Istana Jakarta terbebas dari banjir," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Selasa (26/12).

BACA JUGA: Jokowi: Kalau Lulus Semua Saya Malah Curiga

Rehabilitasi drainase dilakukan dengan perbaikan saluran utama menggunakan box culvert sepanjang 1.535 meter, pemasangan U Ditch sepanjang 2.172 meter, pembuatan area pemanen hujan (rain harvesting), dan pengadaan pompa dengan kemampuan total 750 liter per detik.

Pekerjaan rehabilitasi dibagi dua, yakni wilayah barat dan wilayah timur.

Untuk wilayah barat dimulai di gedung eks binagraha, perkantoran kepala sekretarian presiden, depan istana negara sampai dengan masjid.

“Semua pemasangan drainase sudah selesai dan akan dilakukan pengaspalan," kata Basuki.

Sementara untuk wilayah timur mulai biro umum, kantor presiden sampai Istana Merrdeka, sebagian besar sudah terpasang.

Dari rencana pemasangan 62 titik manhole, tinggal sepuluh titik dalam dalam pengerjaan.

“Mudah-mudahan dalam dua atau tiga hari bisa selesai dan setelah itu dilakukan pengaspalan," jelas Basuki.

Rehabilitasi ditargetkan selesai pada 31 Desember 2017 dan dilanjutkan dengan masa pemeliharaan.

Basuki menambahkan, pada 11 Januari 2018, Presiden Joko Widodo akan menerima tamu negara sehingga perapian dan pembersihan pekerjaan perlu segera diselesaikan.

“Harus tuntas sebelum tanggal tersebut karena akan ada banyak tamu negara yang datang. Kami akan pastikan jalan di sekitar Istana Merdeka juga akan mulus kembali," ujar Basuki.

Dalam mengerjakan proyek pemasangan drainase di Istana Merdeka, Basuki mengaku tidak ada teknologi khusus yang digunakan.

Hanya saja, pekerjaan  harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kegiatan di Istana.

Selain itu, banyaknya tamu negara yang datang ke Istana membuat pekerjaan proyek tidak bisa dilakukan selama 24 jam.

"Namun, sekarang sejak Presiden Jokowi berkantor sebulan di Istana Bogor, pekerjaan dilakukan 24 jam. Kabel utilitas yang berada di dalam tanah ditata lagi,” kata Basuki.

Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Sri Hartoyo mengatakan, sampai 18 Desember-25 Desember 2017, progres pekerjaan sudah mencapai 93 persen.

“Untuk mengantisipasi lapangan yang becek, kami akan menyediakan mobil semprot air untuk membersihkan lumpur atau tanah yang berceceran sehingga tetap terlihat bersih. Beberapa gundukan tanah di seksi timur juga akan segera diangkut dan dibersihkan," katanya. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 28 Desember, Pemerintah Bagikan 1 Juta Sertifikat Tanah


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler