jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah angkat bicara ihwal komentar Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menyindir Presiden Joko Widodo hanya melakukan pencitraan terkait bantuan untuk pengungsi Rohingya. Fahri menduga sindiran Prabowo justru untuk membuat presiden yang beken disapa dengan panggilan Jokowi itu bisa lebih galak ke Myanmar.
Menurut Fahri, bisa jadi yang dimaksudkan Prabowo adalah agar Indonesia bisa berbuat lebih baik dan besar dari yang ada sekarang ini. Sebab, jika dihitung-hitung dari kemampuan Indonesia, hal yang telah dilakukan Presiden Jokowi untuk Rohingya masih terlalu kecil.
BACA JUGA: Fahri Hamzah Luruskan Sindiran Prabowo ke Jokowi
"Iya itu ekspektasi beliau (Prabowo) sebagai orang yang marah melihat ada penindasaan di belahan dunia yang lain. Saya kira itu," kata Fahri di gedung DPR, Jakarta, Senin (18/9).
Fahri memang tidak ingin merendahkan berbagai upaya yang sudah dilakukan pemerintah untuk Rohingya. Namun, dia menganggap sindiran Prabowo ke Jokowi justru demi mendorong pemerintah Indonesia agar berbuat lebih besar untuk Rohingya.
BACA JUGA: Terduga Teroris Dibekuk di Cirebon Jelang Kedatangan Jokowi
"Jadi kita (Indonesia) bisa melakukan hal yang lebih besar lagi," kata politikus asal Nusa Tenggara Barat (NTB) ini.
Dia mencontohkan, dulu Bung Karno ketuka marah melihat ketidakadilan di negara lain langsung mengeluarkan kata-kata keras. Mungkin saja, ujar Fahri, sekarang ada orang berpendapat bukan saatnya lagi berbicara lantang seperti era Bung Karno.
BACA JUGA: Strategi Lahirkan Koperasi Rakyat Berkelas Korporasi
"Tapi paling tidak bangsa besar seperti Indonesia itu perlu ada kalimat yang lebih tajam supaya darah berhenti," kata dia. Sebab, ujar Fahri, sudah hampir satu juta jiwa mengungsi keluar dari Myanmar.
Karena itu, seharusnya Indonesia tidak sekadar mengirim bantuan. Sebab, Indonesia bisa melakukan upaya lebih.
"Masa kita cuma kirim bantuan, padahal kita bisa lebih kuat. Kalau begitu kan kita tinggal bilang aja ke Bangladesh, eh Bangladesh belanja cepet sebanyak-banyak, bantu itu orang makan itu, kami akan mengurusi masalah yang lain," papar Fahri.
Nah, dia menegaskan, tugas Indonesia adalah menghentikan pertumpahan darah dan pembantaian oleh tentara Myanmar. "Itu mungkin maksud Pak Prabowo ekspektasinya," tegas Fahri.
Kalau soal logistik, kata Fahri, sebenarnya sudah ada di Bangladesh. Karena itu Indonesia sebenarnya tidak perlu mengirim bantuan logistik.
"Eh Bangladesh bikin 1000 dapur, Indonesia yang biayai, begitu dong. Tidak perlu naik pesawat ke sana.
Transfer ke negara itu, soal gampang itu," paparnya.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pak Jokowi, Please Gunakan Hati Nurani demi Novel Baswedan
Redaktur & Reporter : Boy