Inilah Hal yang Perlu Dibangun Agar Tidak Terdampak Hoaks Selama Pandemi

Sabtu, 06 Februari 2021 – 22:40 WIB
Ilustrasi melawan hoaks. Grafis: Rahayuning Putri Utami/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Jakarta Smart City Yudhistira Nugraha menyebut ketergantungan masyarakat dengan gawai makin tinggi selama pandemi COVID-19. Bahkan, aplikasi seperti Zoom menjadi sarana masyarakat berkomunikasi.

"Umumnya banyak masyarakat menghabiskan waktu dengan gadget. Saat ini kita tidak membayangkan aplikasi zoom bisa menjadi cara berkomunikasi," kata Yudhistira dalam diskusi virtual dalam rangka kegiatan Hari Pers Nasional 2021, Sabtu (6/2).

BACA JUGA: Pratu Miftahul Ikhsan Babak Belur Dikeroyok 12 Orang di THM, Irjen Ahmad Tegas Bilang Begini

Menurut dia, ketergantungan makin tinggi dengan gawai membuat perlunya membangun literasi digital. Setidaknya, masyarakat perlu dipastikan tidak menyerap informasi hoaks saat menggunakan gawai.

"Inilah kenapa literasi digital perlu dilakukan," ujar dia.

BACA JUGA: Keluarga Pelaku Pengeroyokan Pratu Miftahul Unjuk Rasa Minta Keadilan, Kapolres Bilang Begini

Bahkan, kata dia, penyerapan sebuah informasi setelah membaca statistik, bisa tidak akurat ketika literasi digital masyarakat masih lemah.

"Statistik bisa memberikan sebuah informasi tidak akurat, kalau memberikan scaling tidak akurat," beber dia.

BACA JUGA: Mbak Mar Jadi Korban Kebrutalan Mantan Suami, Dianiaya Sampai Kayak Begini

Demi menguatkan literasi digital, kata Yudhistira, pemerintah menyoroti empat pokok pengembangan terkait kurikulum literasi digital. Yakni mengembangkan digital skills, digital culture, digital ethics, dan digital safety. 

"Jadi empat ini menjadi kerangka nasional untuk mengembangkan literasi digital di Indonesia dr 2021 sampai 2024," ungkap dia.

Adapun digital skills ialah kemampuan individu dalam memahami, mengetahui, dan menggunakan perangkat keras serta piranti lunak dalam kehidupan sehari-hari.

Sementara itu, digital culture ialah kemampuan individu membaca, menguraikan, dan membangun wawasan kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari. 

Kemudian digital ethics ialah kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola digital dalam kehidupan sehari-hari.

BACA JUGA: Janda Muda Ini Kerap Meresahkan Warga, Hanya Bisa Pasrah Saat Disergap Polisi

Selanjutnya digital safety ialah kemampuan individu mengenali, mempolakan, menganalisis, menimbang, dan meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari. (ast/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler