jpnn.com - SYDNEY - Warga negara Australia yang tengah menanti eksekusi hukuman mati di Pulau Nusa Kambangan, Andrew Chan membeber pengalaman hidupnya sebagai pemuda yang sedang menunggu waktu untuk menghadapi moncong senapan dari regu tembak. Anggota sindikat Bali Nine itu membeber kisahnya dalam sebuah surat.
“Keluargamu dan teman-temanmu bersedih dan hidupmu akan berakhir oleh sebuah regu tembak,” tulisnya. “Ini terjadi karena kau menganggap mengonsumsi narkoba itu keren.”
BACA JUGA: Punya Kelainan, Pria ini Teler Setiap Makan Kentang
Surat itu dibeber oleh kolega Chan yang juga sutradara film, Malinda Rutter dalam salah satu program tayangan di televisi Australia. Malinda yang saudara perempuannya meninggal karena overdosis heroin, meminta Chan menulis surat tentang masa mudanya hingga menjalani pemenjaraan di Lapas Kerobokan, Denpasar sebelum akhirnya diboyong ke ruang isolasi penjara di Pulau Nusakambangan untuk menanti eksekusi mati.
Chan juga menuliskan tentang ulahnya yang membuat penderitaan batin bagi keluarganya. Dia melewatkan momen-momen penting di keluarganya seperti pernikahan maupun pemakaman.
BACA JUGA: Usai Diperkosa Diberi Rp 1 Juta, Uangnya Diberikan ke Polisi
“Menyedihkan dan menyakitkan. Tidak saja pada diriku, tetapi kesedihan yang aku hadirkan pada keluargaku sangat menyakitkan,” tulisnya.
Bahkan Chan terpaksa harus kehilangan hal-hal kecil sebagai anggota keluarga. “Sentuhan kecil, seperti pelukan adalah hal yang tak mungkin untuk lelaki terkutuk seperti aku. Saya tak punya apa-apa selain memeluk terali besi ketimbang dipeluk oleh orang yang aku cintai dan aku rindukan,” tutur pria kelahiran 12 Januari 1984 itu.
BACA JUGA: Setahun Diselidiki, MH370 Masih Jadi Misteri
Sedangkan Malinda yang membeber isi surat Chan memang tidak mengeluarkan kata maaf untuk pria asal Sydney yang ditangkap di Bandara Ngurah Rai, Bali pada 2005 itu. Namun, Malinda yang kini tengah membuat film dokumenter tentang bahaya narkoba untuk mengedukasi kalangan remaja, meyakini Chan maupun rekannya sesama Bali Nine, Myuran Sukumaran telah berubah. “Mereka telah memperbaiki diri dan ini benar-benar tulus,” katanya.
Sejauh ini, pemerintah Indonesia masih belum memberian kepastian tentang eksekusi mati atas Chan maupun terpidana mati lainnya. Sebab, ada sejumlah terpidana mati yang masih mengajukan proses hukum lainnya.(theage/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Beredar Video Dewasa dengan Latar Situs Sejarah Mesir
Redaktur : Tim Redaksi