Ini Kesalahan Terbesar Trump, Sangat Fatal

Senin, 23 Juli 2018 – 20:21 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu di Helsinki, Finlandia. Foto: Reuters

jpnn.com, WASHINGTON - Presiden Donald Trump bukan pemimpin Amerika Serikat (AS) pertama, apalagi satu-satunya, yang bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Tiga pendahulunya, Bill Clinton, George W. Bush, dan Barack Obama, juga pernah bertatap muka dengan tokoh 65 tahun tersebut. Tapi, tidak seorang pun yang melahirkan kontroversi sebesar Trump.

’’Ini kesalahan paling fatal sepanjang masa kepresidenannya,’’ kata Newt Gingrich, mantan ketua House of Representatives (DPR AS), tentang Trump. Itu mengacu pada pertemuan Trump dan Putin di Istana Kepresidenan Finlandia di Helsinki Senin (16/7).

BACA JUGA: Dikecam soal Rusia, Mr Trump Langsung Ngeles Kayak Bajaj

Dia kecewa karena pertemuan itu membuat pamor AS redup. Apalagi, dalam jumpa pers, Trump malah membela Rusia soal kisruh Pemilihan Presiden (Pilpres) 2016.

Kendati buru-buru diralat, kata-kata Trump yang menyebut Rusia tidak terlibat dalam kekacauan pilpres kadung tersimpan di ingatan masyarakat global. Maka, tidak akan mudah bagi suami Melania itu membalikkan keadaan.

BACA JUGA: Putin Panen Pujian, Trump Habis Dikata-katai

’’Akhirnya bendungan itu retak juga. Terima kasih Tuhan,’’ cuit Bob Corker, senator Partai Republik dari Negara Bagian Tennessee.

Blunder Trump itu membuat politikus-politikus Negeri Paman Sam dari Partai Demokrat maupun Republik ikut angkat bicara. Rata-rata, mereka bertanya tentang hasil pertemuan formal perdana Trump dan Putin.

BACA JUGA: Putin Menoleh, Trump Mengedipkan Mata, Oh Mesranya

Sejauh ini, Trump maupun Putin sama-sama bungkam soal pertemuan empat mata tersebut. Tidak ada detail kesepakatan yang dipublikasikan kepada media.

Trump hanya menegaskan bahwa pertemuan berjalan lancar dan mereka berdua menyepakati sejumlah hal yang sayangnya dirahasiakan.

Keputusan Trump untuk menyembunyikan hasil pertemuannya dengan Putin membuat ayah Ivanka itu semakin panen kritik. Tapi, dia bergeming. Di tengah kecaman banyak pihak, dia malah mengumumkan rencana untuk mengundang Putin ke Gedung Putih tahun ini juga.

Dan Coats, pimpinan Direktorat Intelijen Nasional (DNI), menanggapi serius rencana Trump tersebut. Dia tidak sepakat jika Gedung Putih mengundang Putin. Lebih-lebih, undangan itu disampaikan saat publik AS masih diselimuti beribu pertanyaan tentang pertemuan Helsinki.

Dalam wawancara dengan stasiun televisi MSNBC, dia mengungkapkan ketidaksepakatannya. ’’Itu akan menjadi sesuatu yang istimewa,’’ ujar Coats.

Jika dimintai pendapat, dia pasti akan melarang Trump mengundang Putin. Tapi, dia yakin Trump tidak minta sarannya. Sebab, saat hendak bertemu dengan Putin di Finlandia pun, Trump tidak mengabarinya.

Sampai sekarang, menurut Coats, publik masih menunggu Trump memerinci hasil pertemuan tertutup tersebut. ’’Kita hanya bisa menunggu,’’ katanya.

Dia mengaku kecewa karena sama sekali tidak diajak berembuk soal pertemuan resmi pertama Trump dan Putin tersebut. Seandainya diberi tahu, dia jelas akan melarang Trump bertemu dengan Putin.

Seperti Coats, Ketua House of Representatives (DPR AS) Paul Ryan pun menyayangkan undangan Trump kepada Putin itu. Tapi, karena undangan kadung disampaikan, dia tidak bisa berbuat banyak.

’’Saya hanya bisa memastikan bahwa tidak akan ada undangan dari kongres (untuk Putin),’’ kata AshLee Strong, jubir Ryan, kepada Associated Press.

Kemarin (21/7) Trump menyalahkan media yang membuatnya terpojok. Media AS, menurut dia, telah menggiring opini publik ke arah yang salah.

Yakni, menjadikan pertemuannya dengan Putin sebagai sebuah kesalahan. Bahkan, gara-gara media, Trump panen kecaman dari politikus-politikus yang separtai.

Ada yang sampai menyebut taipan 72 tahun itu sebagai pengkhianat bangsa. Padahal, di mata Trump, pertemuan itu hanyalah upaya diplomasi yang normal untuk memperbaiki hubungan dua negara.

’’Saya dikritik pedas oleh fake media karena baik kepada Presiden Putin. Padahal, dari dulu ya seperti itu yang namanya diplomasi,’’ tegas Trump. (bil/c19/hep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kesengsem Gamelan, Bule AS Hijrah dari Chicago ke Solo


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler