Ini Kontribusi Bea Cukai dalam Menjaga Kinerja Baik APBN Terus Berlanjut

Senin, 30 Oktober 2023 – 15:51 WIB
Bea Cukai tetap berupaya mengoptimalkan penerimaan negara dari sektor kepabeanan dan cukai agar APBN dapat terus menjadi motor penggerak sekaligus alat pengaman yang menjaga stabilitas ekonomi. Foto: ilustrasi/dokumentasi humas Bea Cukai

jpnn.com, JAKARTA - Kinerja baik APBN per September 2023 masih berlanjut dengan pendapatan dan belanja negara yang tetap tumbuh.

Hal itu diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita Oktober 2023

BACA JUGA: Bea Cukai Nanga Badau Musnahkan Barang Ilegal, Nilainya Fantastis

Menkeu Sri Mulyani menyebutkan terdapat surplus Rp 67,7 triliun dengan keseimbangan primer Rp389,7 triliun.

Dia merincikan pendapatan negara sebesar Rp 2.035,6 triliun atau naik 3,1 persen (yoy) dan belanja negara sebesar Rp 1.967,9 triliun atau naik 2,8 persen (yoy).

BACA JUGA: Bea Cukai Jakarta Berikan Fasilitas Gudang Berikat ke Perusahaan Ini

Kinerja belanja APBN juga masih menunjukan hasil yang baik dengan fokus tetap memberikan manfaat langsung kepada masyarakat.

Khususnya bagi kelompok miskin dan rentan, melalui belanja bantuan sosial, petani dan UMKM, kesehatan, subsidi, pendidikan, dan pembangunan infrastruktur.

BACA JUGA: Bea Cukai Gagalkan Penyelundupan Benih Lobster ke Malaysia, Nominalnya Enggak Main-Main

Namun, Menkeu juga mengingatkan bahwa Indonesia perlu waspada akan kondisi global yang masih mengalami ketidakpastian.

Hal ini sebagai dampak dari pascapandemi, geopolitik, volatilitas pasar uang, inflansi komoditas, serta perlambatan pertumbuhan ekonomi di Tiongkok.

Perekonomian nasional akan terpengaruh, meskipun masih diprediksi tumbuh 5,1 persen.

Sementara itu, Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai Encep Dudi Ginanjar mengatakan bahwa sampai dengan September 2023, Bea Cukai turut berkontribusi Rp 195,6 triliun atau 64,5 persen target APBN.

"Penerimaan bea masuk masih positif, sedangkan penerimaan bea keluar dan cukai melambat," ungkap Encep dalam keterangannya, Senin (30/10).

Bea masuk tercatat sebesar Rp 36,9 triliun atau naik 1,7 persen (yoy).

Kenaikan ini disebabkan naiknya tarif efektif dan menguatnya kurs USD.

Sementara itu, bea keluar tercatat sebesar Rp 8,1 triliun atau turun 79,4 persen (yoy), karena penurunan harga crude palm oil (CPO) dan turunnya volume ekspor tembaga.

Penurunan juga terjadi di cukai yang terkumpul Rp 150,5 triliun hingga bulan September 2023, akibat berkurangnya produksi rokok golongan I serta produksi MMEA dan EA.

Tercatat, penurunan cukai hasil tembakau sebesar 5,4 persen (yoy), minuman mengandung etil alkohol (MMEA) 1,2 persen (yoy), dan etil alkohol (EA) 7,5 persen (yoy).

"Walaupun terdapat pelambatan di bea keluar dan cukai, kami tetap berupaya mengoptimalkan penerimaan negara dari sektor kepabeanan dan cukai agar APBN dapat terus menjadi motor penggerak sekaligus alat pengaman yang menjaga stabilitas ekonomi," ungkap Encep.

Dia berharap masyarakat tetap memberikan kontribusi dan dukungannya terhadap kinerja APBN 2023 dan Bea Cukai. (mrk/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler