Ini Mekanisme Prajurit TNI Kawal Pekerja Proyek Jembatan

Rabu, 12 Desember 2018 – 05:25 WIB
Lokasi pembantaian pekerja oleh KKB di Papua. Foto: Dok Kementerian PUPR

jpnn.com, JAKARTA - Kapendam XVII/Cendrawasih Kolonel Infanteri Muhammad Aidi mengatakan bahwa TNI – Polri belum menentukan sampai kapan pencarian terhadap korban kebrutalan KKB (kelompok kriminal bersenjata) dilaksanakan.

Selama masih ada kemungkinan, mereka akan terus mencari. Kalau pun empat orang pekerja PT Istaka Karya yang menjadi target mereka tidak kunjung ditemukan, petugas yang sudah berada di Distrik Yigi tidak lantas kembali. ”Pengejaran KKSB tetap dilanjut,” ungkap dia tegas.

BACA JUGA: Matius Palinggi Dibacok Lantas Digorok KKB, Sungguh Kejam!

Perwira menengah TNI AD itu juga menjelaskan, aparat keamanan sudah siap membantu PT Istaka Karya apabila pengerjaan jembatan di Distrik Yigi mereka teruskan. ”Harus tetap dilanjutkan. Kita tidak boleh mundur. Masa negara mundur sama pemberontak seperti itu,” bebernya.

Aidi memang belum tahu pasti kapan proyek jembatan yang digarap oleh PT Istaka Karya berjalan lagi. Yang pasti, Mabes TNI sudah meminta segera.

BACA JUGA: Hendro Harapkan Dunia Internasional Melek pada Kekejaman OPM

Itu sesuai dengan arahan panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto. Menurut Aidi, orang nomor satu di institisi militer tanah air tersebut sudah meminta prajurit TNI di Papua mengawal pembangunan jembatan di Distrik Yigi.

”Itu kan perintah presiden, kemudian panglima TNI. Bahwa minggu depan, berarti minggu ini (pekerjaan dilanjut)” imbuhnya. ”Kami belum tahu harinya kapan dimulai. Yang jelas koordinasi sudah ada,” tambah dia.

BACA JUGA: Nyaris jadi Korban KKB, Maulana: Terima Kasih, TNI - Polri

Sesuai tugas, Aidi memastikan bahwa TNI hanya akan menjaga para pekerja. Mereka tidak lagi ikut mengerjakan pembangunan Jalan Trans Papua. Sebab, tugas dan tanggung jawab itu sudah mereka tuntaskan.

Berkaitan sistem dan skema pengamanan, dia menjelaskan, pengamanan para pekerja oleh TNI dilaksanakan melekat. ”Jadi, sistem pengamanan yang kami lakukan ikut bergabung sama kelompok pekerja,” terangnya.

Aidi mencontohkan, ketika hendak memulai pekerjaan, prajurit TNI yang lebih dulu masuk area pembangunan. Demikian pula saat pekerja selesai bertugas. Prajurit TNI lebih dulu bertolak ke base camp guna memastikan lokasi istirahat tersebut aman.

Berapa jumlah personel pengamanan untuk setiap kelompok pekerja? Dia menyebut jumlahnya disesuaikan kondisi dan situasi di lapangan. ”Tergantung kebutuhan,” kata dia singkat.

Dengan begitu, personel pengamanan untuk satu kelompok pekerja dengan kelompok pekerja lain bisa berbeda. Sebab, kondisi, situasi, dan kebutuhan di lapangan berbeda-beda. Aidi mengakui, potensi gangguan terhadap proyek yang dikerjakan pemerintah memang tidak lantas hilang meski para pekerja sudah dijaga aparat keamanan. ”Tidak seratus persen aman. Kami sering dapat gangguan,” ujarnya.

Hanya saja, potensi jatuhnya korban jiwa bisa ditekan sekecil mungkin apabila ada pengamanan TNI di lokasi proyek. Sehingga kejadian serupa di Distrik Yigi tidak akan terulang. Sekretaris Perusahaan PT Istaka Karya Yudi Kristanto mengakui bahwa peran serta TNI maupun Polri sangat penting. ”Peran sertanya adalah men-support kegiatan kami di sana. Melindungi, menjaga para pekerja,” bebernya.

Karena itu, jaminan dari TNI – Polri untuk mengamankan pembangunan jembatan di Distrik Yigi dinilai sangat berarti oleh PT Istaka Karya selaku kontraktor yang mengerjakan proyek tersebut. Meski insiden yang terjadi pekan lalu menyisakan trauma, mereka percaya jaminan dari TNI – Polri mampu membantu menuntaskan tugas. ”Satu minggu ini kami konsolidasi persiapan pekerjaan lanjutan,” ungkap Yudi. (syn/)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Setiap akan Bangun Jembatan di Papua Ada Upacara Adat


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler