Ini Pembicaraan Prabowo dengan Kiai Sepuh NU Jatim, Ada Doa soal Pilpres 2024

Senin, 26 Desember 2022 – 20:40 WIB
Menteri Pertahanan sekaligus Ketum Gerindra Prabowo Subianto saat bertemu kiai sepuh dan ulama NU Jatim di Surabaya, Senin (26/12). Foto: DPP Gerindra

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bersilaturahmi dengan para kiai pimpinan pondok pesantren Jawa Timur (Jatim), di Surabaya pada Senin (26/12). Pertemuan itu dihadiri antara lain oleh KH Nurul Huda Jazuli dan Gus Abdurrahman Kautsar dari Ponpes Ploso Kediri.

Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani yang hadir pada pertemuan itu mengatakan Prabowo banyak mendengarkan masukan dari para kiai sepuh yang merupakan pimpinan sejumlah ponpes di Jatim.

BACA JUGA: Seusai Membagikan Sepeda Motor untuk Babinsa, Prabowo Temui Nelayan Indramayu

Prabowo bersama para kiai juga berdiskusi tentang pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa. Sebab, peran kiai dan Nahdlatul Ulama (NU) begitu penting dalam menjaga keutuhan negara.

"Para kiai bersilaturahmi dengan Menteri Pertahanan di Surabaya selama dua setengah jam," ucap Muzani dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.

BACA JUGA: NasDem Bakal Gerah Jika Kadernya Kena Reshuffle dari Kabinet Jokowi

pertemuan itu juga dihadiri KH Anwar Mansur dari Ponpes Lirboyo, KH Ubaidilah Faqih Ponpes Langitan Tuban, KH Fuad Nurhasan dari Ponpes Sidogiri Pasuruan, KH Ali Masyhuri Sidoarjo, KH Marzuki Mustamar Malang, KH Abdul Matin Tuban, KH Ahmad Faiz Abdul Haq dari Ponpes Nurul Jadid Probolinggo.

Lalu, Gus Fahim Ruyani dari Ponpes Ploso Kediri, KH Cholil Nawawi Jalil Ponpes Sidogiri Pasuruan, Gus Adibus Soleh Anwar Ponpes Lirboyo Kediri, Lora Karrol Schal Ponpes Syaikhona Kholil Bangkalan, Gus Aliki Banyuwangi, dan Gus Alawi Ubaidilah Faqih dari Ponpes Langitan Tuban.

BACA JUGA: Rezim Jokowi Disebut Lebih Baik dari Era SBY, Irwan Demokrat Ungkap Fakta Ini

Dalam pertemuan tersebut, Menhan Prabowo banyak mengemukakan pemikiran tentang pentingnya menjaga keutuhan negara.

"Selama ini para kiai dan NU selalu menjadi faktor penting bagi keutuhan negara. Di saat-saat yang genting, kiai-kiai dan NU selalu tampil menyelamatkan negara," tutur Muzani menirukan ucapan Prabowo saat berbincang dengan para kiai.

Misalnya, pada peristiwa 10 November 1945, di mana fatwa jihad menjadi bukti sekaligus contoh bagi perjuangan bangsa melawan penjajahan. Demikian juga di masa berbagai macam pemberontakan terjadi, NU telah mengambil peranan penting guna menyelamatkan negara.

"Termasuk di tahun 1965 saat peristiwa G30S PKI dan tahun 1998 pada masa peralihan kekuasaan Orde Baru ke reformasi," ucap wakil ketua MPR itu.

Oleh karena itu, Muzani memandang NU menjadi faktor pengaman yang cukup dominan bagi negara. NU juga mengajarkan Islam yang teloren dan sangat menghargai perbedaan.

Oleh karena itu, pertahanan negara yang melibatkan para ulama dan pondok pesantren menjadi suatu hal yang sangat penting.

Muzani menyampaikan bahwa para kiai juga berharap kepada Prabowo agar jangan jangan menganaktirikan pondok pesantren. Sebab, banyak santri di ponpes-ponpes yang memiliki kemampuan dan pemikiran luar biasa.

Potensi itu semestinya bisa digunakan bagi kepentingan negara lainnya, tidak hanya di ponpes sehingga diperlukan adanya afirmasi persamaan. "Kiai-kiai sepuh juga berharap agar NU sebagai kekuatan besar tidak hanya digunakan jadi kendaraan politik semata," kata Muzani.

Selain itu, para kiai juga berpesan agar Partai Gerindra dan PKB untuk tetap solid menguatkan kerja sama politik.

"Para kiai berharap agar koalisi yang dibangun antara Gerindra dan PKB dapat terus dilanjutkan dalam pencalonan ke depan," ungkap Muzani.

Silaturahmi itu diakhiri dengan doa yang dipimpin KH Nurul Huda Jazuli dari Ponpes Al Falah Ploso, Kediri. "Harapan (doa, red) kiai-kiai agar apa yang dicita-citakan bersama pada Pilpres 2024 bisa terwujud," ucap dia.(fat/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler