Ini Pendapat KPAD Soal Remaja Dibayar Rp 2 Ribu Sekali Menari dengan Om-om

Rabu, 23 November 2016 – 03:45 WIB
Wakil Ketua KPPAD Kepri, Ery Syahrial. Foto: batampos/jpg

jpnn.com - BATAM - Kasus eksploitasi anak yang terjadi di Sagulung, Batam, tak terlepas dari pengaruh gaya hidup dan faktor ekonomi. 

Untuk itu, Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kepri meminta semua pihak waspada agar kasus serupa tak terulang.

BACA JUGA: Sekali Menari Bebas dengan Bapak-bapak, Para Remaja Ini Dibayar Rp 2 Ribu

"Kasus ini termasuk modus baru dalam ranah eksploitasi anak di bidang ekonomi. Pasalnya para korban dirayu dan diiming-imingi mendapatkan uang tambahan oleh pelaku," ujar Wakil Ketua KPPAD Kepri, Ery Syahrial, seperti diberitakan batampos (Jawa Pos Group) hari ini.

Menurut Erry, selain pelaku yang harus diproses sesuai UU tentang Perlindungan Anak, anak juga harus diperhatikan. Harus ada upaya rehabilitasi sosial, dan mental terhadap kondisi psikis korban.

BACA JUGA: Oalah! Para Remaja yang Diduga Diculik Itu Ternyata Dipekerjakan sebagai...

Ia juga berharap orangtua tidak lalai menjaga anak-anaknya. Sehingga beragam modus tindak kejahatan seperti penculikan, pencabulan, sampai kasus kekerasan, dan pembunuhan terhadap anak bisa dihindari.

"Orangtua harus memberikan edukasi dan pembinaan terhadap anak," tuturnya.

BACA JUGA: Depresi Berat Akibat Kecanduan Narkoba, Pemuda Ini Pilih Bunuh Diri

Kepada sekolah, KPPAD mengimbau agar lebih memperketat keamanan sekolah. 

Jika ada orang tak dikenal masuk lingkungan sekolah dengan tujuan yang tak jelas, pihak sekolah harus tegas memberikan pencegahan. 

Ery juga meminta kepada Dinas Pendidikan Kota Batam lebih terbuka jika ada kasus mengenai anak. Sosialisasi terhadap rentannya kekerasan sosial terhadap anak, harus kembali digencarkan.

"Selama ini kita ada kerjasama untuk sosialisasi. Tapi belum maksimal," kata dia lagi.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Muslim Bidin, justru menyebut kasus ini terjadi lebih karena faktor anak. Dia menilai anak remaja sekarang mengalami perubahan mental dan semakin mengabaikan keberadaan orangtua. 

"Diimingi, dan remaja tersebut mau. Harusnya mereka memikirkan dampak dari orangtuanya nanti," kata dia.

Muslim juga menyayangkan perbuatan remaja tersebut. Karena tergiur uang yang dijanjikan oleh oknum tertentu, mereka mengorbankan keluarganya. 

Orangtua juga diimbau untuk mengawasi kegiatan anak, mulai dari pergaulan hingga keberadaan gadget.

"Kita tahu media sosial memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan remaja sekarang," sebutnya.

Namun dia tetap berharap orangtua bisa memberikan perhatian lebih terhadap anak. 

Karena memasuki usia remaja, anak-anak akan sangat mudah tergoda oleh pengaruh dari luar. (rng/cr17/ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 10 Siswi SMP Hilang, Diduga Diculik untuk Dijadikan Wanita Penghibur


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler