Ini Penyebab Gerakan Gelap-gelapan Satu Jam Gagal

Senin, 30 Maret 2015 – 13:23 WIB
Foto ilustrasi dok.Jawa Pos/JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Gerakan earth hour atau hemat listrik selama satu jam yang berlangsung Sabtu (28/3) ternyata kurang mendapat respon baik dari masyarakat.

Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN Bambang Dwiyanto mangatakan hanya beberapa daerah seperti Jakarta, Jawa Barat dan beberapa kota lain yang bebannya turun sedikit.

BACA JUGA: Awas Jokowi, Perekonomian Tak Stabil, Bangsa Terancam Disintegrasi

"Secara umum beban justru naik sedikit saat earth hour tahun ini dibanding tahun lalu. Tahun ini secara umum kurang berpengaruh pada penurunan beban pemakaian listrik pelanggan," ungkap Bambang di Jakarta, Senin (30/3).

PLN mencatat, beban listrik Jakarta pada Sabtu pukul 21.00 WIB sebesar 3.322 Mega Watt (Mw) atau turun 165 MW sekitar 4,73 persen dibanding beban pada Sabtu 14 Maret 2014 di waktu yang sama yang sebesar 3.487 MW.

BACA JUGA: Ingatkan Jokowi, Ketua MPR: Itu Berbahaya!

Sementara beban listrik di Jawa Barat pukul 21.00 WIB sebesar 4.072 Mw atau turun 19 Mw sekitar 0,22 persen dibanding beban pada earth hour tahun lalu sebesar 4.091 MW.

Pihaknya menduga hal tersebut karena pengaruh faktor cuaca. Di mana pada saat  earth hour di beberapa daerah cuaca cukup panas.

BACA JUGA: Tujuh Menteri Kompak Datang ke Lapangan Banteng

"Sehingga mendorong orang untuk menyalakan pendingin udara (AC). Pada rumah tangga dan gedung, AC memang mengkonsumsi listrik relatif besar dibanding lampu dan alat elektronik lain," tandasnya.

Meski kurang mendapatkan respon dari masyarakat, PLN mengucapkan terimakasih bagi mereka yang sudah rela memadamkan listrik selama satu jam.(chi/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cilamaya Diprotes Pertamina, Dirjen: Itu Urusan Pak Jonan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler