Ini Penyebab Kekalahan PDIP di DPR Versi Arbi Sanit

Minggu, 05 Oktober 2014 – 20:23 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Arbi Sanit menilai kekalahan demi kekalahan PDI Perjuangan dan anggota koalisinya dalam berpolitik karena terlalu mengandalkan politik partisipasi masyarakat dan melupakan politik elit.

"Proses politik ada dua macam, melibatkan partisipasi massa dan politik elit. Politik partisipasi massa sudah lewat yaitu pada pileg dan pilpres, sekarang yang harus dimainkan adalah politik elit. PDIP sudah sukses melibatkan politik partisipasi massa tapi dalam politik elit, PDIP sudah gagal total," kata Arbi Sanit, kepada wartawan di Jakarta, Minggu (5/10),

BACA JUGA: Perppu Pilkada Jadi Ujian Bagi Konsistensi SBY dan PD

Kegagalan politik elit PDIP saat pengesahan UU MD3, UU Pilkada dan pemilihan pimpinan DPR, lanjut Arbi, tidak lepas dari gaya politik kerakyatan yang diterapkan PDIP yang menafikan politik elit. Padahal dalam berpolitik, diperlukan juga politik elit.

"Sah saja memainkan politik kerakyatan, tapi tidak bisa mengabaikan politik elit. Politik kerakyatan itu selesai ketika pemilu legislatif dan pemilu presiden usai yang harus diteruskan dengan politik elit. PDIP masalahnya terus-terusan memainkan politik kerakyatan di saat harus menggunakan politik elit," ujarnya.

BACA JUGA: Eddies Adelia Satu Blok Dengan Angie

Dalam politik kerakyatan, PDIP menurut Arbi, bisa memainkan keluguan rakyat untuk keuntungannya. Tapi dalam politik elit, PDIP tidak lagi bisa menjual rakyat untuk kepentingannya.

"Jadi tidak bisa PDIP teriak-teriak bahwa Pilkada langsung merugikan rakyat. Para elit tahu benar bahwa tidak ada korelasi antara pilkada langsung atau DPRD dengan kepentingan rakyat. Semua hanya untuk kepentingan politik itu sendiri. Jadi ketika PDIP berjualan misalnya pilkada langsung untuk rakyat, tidak ada senggolannya," kata Arbi.

BACA JUGA: Partai Pendukung Jokowi-JK Serahkan Posisi Ketua MPR ke DPD

Menurut Arbi, PDIP dan Jokowi tidak paham bahwa permainan politik elit itu cerdas, keras, manipulatif dan kompromistis sampai dengan persengkongkolan dengan memanfaatkan celah-celah demokrasi dan hukum.

Elit tidak mudah dibohongi seperti halnya membohongi rakyat. Semua ini tidak  mampu dimainkan oleh PDIP yang menyebabkan kegagalan dan kekalahan secara terus menerus.

"Kalau PDIP gagal melakukan politik elit, maka ini akan berdampak kedepannya kehidupan bernegara menjadi kocar kacir dan kacau balau. DPR akan menyandera pemerintah. Pemerintah akan jadi sasaran dan mendapat tekanan politis dengan bungkus demokrasi dan hukum. Sementara Jokowi memainkan politik kerakyatan yang juga akan ditinggalkan kalau Jokowi tidak bisa memainkan politik elitnya," tegas Arbi. (fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemilihan Ketua MPR, Koalisi Indonesia Hebat Gandeng DPD


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler