jpnn.com - DALAM wawancara dengan BBC, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan bahwa para pengungsi Rohingya yang terkatung-katung di lautan dalam pelarian mereka akhirnya mendarat di Aceh, sebenarnya tidak ingin mendarat di Indonesia.
Sementara pewawancara yang tidak tampak di layar bertanya tentang sikap resmi pemerintah Indonesia dalam menghadapi pengungsi Rohingya.
BACA JUGA: BNN Periksa 5 Oknum Petugas Bantu Tahanan Kabur
"Because in Indonesia not easy to have a work. Usualy they are going to Australia or going to Malaysia for instance. Easy to have a job there. But in Indonesia not easy," ujar JK dalam bahasa Inggris.
"Their target not Indonesia’s water," sambungnya.
BACA JUGA: Pemerintah Gencar Berantas Narkoba, Ada Oknum Polri Peras Rp 5 Miliar
Pewawancara dari BBC lantas bertanya kepada JK: Bagaimana bila sebuah pesawat Boeing 747 menyatakan situasi darurat (may day) dan minta izin mendarat di wilayah Indonesia, apakah Indonesia akan memberikan kesempatan kepada pesawat itu untuk mendarat?
"Mereka bisa mendarat. Sama seperti kapal ini," ujarnya.
BACA JUGA: Jerat Bandar Narkoba dengan UU Pencucian Uang
Sang pewawancara pun bertanya lagi, dan meminta ketegasan, apakah sikap Indonesia menghadapi pengungsi Rohingya yang mendarat di Indonesia adalah: Langsung mengirim mereka ke tempat asal mereka atau memberikan kesempatan kepada mereka untuk mendapatkan perawatan, dan akhirnya meminta mereka kembali ke tempat asal mereka.
Menjawab pertanyaan ini, JK kembali menegaskan bila ada persoalan emergency tentu Indonesia akan membantu. Tetapi, sekali lagi, kata JK, target para pengungsi adalah negara lain. (dem/RMOL)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mulai Sibuk Urus Mantuan, Jokowi Batal Hadiri Festival Mandeh
Redaktur : Tim Redaksi