Ini Reaksi KPAI Soal Guru Nonton Film Porno di Kelas

Selasa, 05 Maret 2019 – 21:57 WIB
KPAI

jpnn.com, JAKARTA - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima pengaduan dari masyarakat melalui aplikasi whatsApp terkait beredarnya sebuah video seorang oknum guru diduga asyik menonton film porno di dalam kelas ketika sedang mengajar. Parahnya lagi, dia tidak sadar tayangan tak senonoh itu tayang di layar besar proyektor yang terhubung dengan laptopnya.

Dalam video itu terdengar para siswi menjerit histeris sambil memukul-mukul meja sebagai reaksi keterkejutan mereka. "Aduh Bapak. Oh my God, bapak. Jangan gitu. Oknum guru tersebut tampak hanya tersenyum-senyum. Kemudian ada seorang siswa menghampirinya sambil menunjuk video porno di proyektor tersebut. Video tersebut merupakan unggahan akun Instagram @infia_fact.

BACA JUGA: Beredar Video Murid Rundung Guru, Ini Sikap KPAI

"Ini tindakan sangat tidak terpuji yang dilakukan tenaga pendidik. Mestinya memberikan teladan malah mencontohkan hal buruk," kata Retnoyarti, Komisioner KPAI Bidang Pendidikan dalam pernyataan resminya, Selasa (5/3).

Terkait dengan kasus guru menonton video porno di kelas, KPAI menyampaikan sikap sebagai berikut :

BACA JUGA: KPAI: Yang Pasti Bukan Tyas Mirasih

1. KPAI menyesalkan perilaku guru yang sangat tidak patut dan telah memberikan contoh buruk bagi para siswanya. Bagaimana mau menyadarkan anak tentang bahaya pornografi yang saat ini begitu marak, ketika si pendidik sendiri justru kecanduan pornografi.

2. Karena belum diketahui di sekolah mana atau kapan kejadian ini berlangsung, maka KPAI akan segera berkoordinasi dengan Kemeninfo yang memiliki alat untuk mendeteksi di mana dan kapan video tersebut dibuat.

BACA JUGA: KPAI Bakal Sambangi SD Penghukum Push-Up Siswinya

3. Jika lokasi sekolah tersebut sudah diketahui, maka KPAI mendorong pihak sekolah dan Dinas Pendidikan setempat untuk melakukan proses pemeriksaan terhadap guru yang bersangkutan, karena yang bersangkutan abai atau lalai saat mengajar di kelasnya sehingga mengakibatkan peserta didiknya sempat menyaksikan film yang mengandung konten pornografi tersebut. Seharusnya dalam proses pembelajaran tersebut, si guru mengawasi para siswanya ketika sedang mengerjakan tugas di kelas, bukan si guru malah asyik menonton film porno dengan laptopnya di meja guru. Kompetensi pendagogik dan kompetensi Kepribadian si guru patut di pertanyakan.

4. KPAI mengingatkan bahwa angka anak-anak yang mengakses pornografi melalui internet cukup tinggi, merujuk hasil survei yang dilakukan Kementrian PPPA dengan Katapedia (rilis 2016), paparan pornografi mencapai 63.066 melalui Google, diikuti Instagram, media online dan berbagai situs lainnya. Ini belum dampak buku bacaan seperti komik, buku cerita yang ada unsur pornografinya. Survei lainnya dari Kementerian Komunikasi dan Informatika mengungkapkan ada 65,34 persen anak usia sembilan hingga 19 tahun yang menggunakan gawai.KPAI sepanjang tahun 2018 juga menerima pengaduan kasus pornografi anak sebanyak 104 kasus.

"Guru dan orang tua seharusnya menjadi teladan dan model bagi para siswanya untuk menggunakan gadget dengan bijak dan sehat. Si guru kemungkinan juga memiliki anak, sebagai orang tua seharusnya dia juga teladan atau model bagi anak-anaknya," sesal Retno.

5. Bahaya kecanduan pornografi terhadap anak sangat meresahkan, karena berpotensi menganggu tumbuhkembang anak, merusak kesehatan mental dan otak anak yang dapat menyebabkan perubahan kepribadian, gangguan emosi, dan menimbulkan sikap agresif yang memicu anak melakukan tindak pidana seperti pemerkosaan, sebagaimana terjadi di Pringsewu (Lampung Timur) dimana seorang anak usia 15 tahun memperkosa puluhan kali kakak kandungnya yang disabilitas karena kecanduan pornografi dari handphonenya. Ada juga kasus remaja berinisial AZ (17) yang memperkosa siswi Sekolah Dasar HNF (10), perbuatan itu dilatarbelakangi oleh kebiasaan pelaku yang kerap menonton video porno. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Terduga Pelaku Penculikan di Tambun Masih Kelas 3 SMP


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler