jpnn.com - Kolumnis kondang Dahlan Iskan menyoroti dinamika politik di Partai Golkar setelah Airlangga Hartarto mundur dari jabatan ketua umum partai berlogo pohon beringin rindang itu.
"Kaget serentak, satu hari, lalu melongo serentak. Melongonya bisa berhari-hari. Sambil berdecak-decak. Heran. Kagum. Marah. Pasrah," ujar Dahlan melalui tulisannya, Disway edisi Rabu (14/8).
BACA JUGA: Benny Hutapea: Gibran Layak Pimpin Partai Golkar
Menurut Dahlan, spekulasi itu mulai terbukti bukan spekulasi. Mundurnya Airlangga Hartarto dari jabatan ketua umum Golkar kian jelas apa penyebabnya.
Dia menyebut Rapim Golkar benar-benar terjadi tanggal 13 Agustus, malam tadi, tiga hari setelah pengunduran diri.
BACA JUGA: Anggota Dewan Pakar Partai Golkar Singgung Kemungkinan Airlangga Ditekan untuk Mundur
"Itu sesuai dengan spekulasi pertama," lanjutnya.
Dalam rapim itu yang terpilih sebagai pelaksana tugas (Plt) ketua umum ialah Agus Gumiwang Kartasasmita. Ini juga sesuai dengan spekulasi yang beredar.
BACA JUGA: Jokowi Bantah Cawe-cawe terkait Pengunduran Airlangga dari Ketum Golkar
Kemudian, rapat pimpinan (rapim) juga memutuskan: Munaslub Golkar akan diselenggarakan dalam waktu sangat dekat. Yakni tanggal 20 Agustus 2024.
"Itu juga sesuai dengan urutan dalam spekulasi. Maka kita tinggal membuktikan tiga spekulasi berikutnya: apakah ketua munaslubnya (penanggung jawab) Bambang Soesatyo dan Adies Kadir," tutur Dahlan.
Bambang Soesatyo adalah wakil ketua umum Partai Golkar yang juga ketua MPR. Sementara, Adies Kadir adalah tokoh Golkar Jatim yang juga ketua DPP Partai Golkar.
Selain itu, Dahlan menyebut publik juga tinggal menunggu kebenaran spekulasi terpenting: Ketua Umum Golkar akan dijabat Bahlil Lahadalia, dengan wakil ketua umumnya Agus Gumiwang Kartasasmita.
"Lalu ada jabatan baru: ketua harian. Akan dijabat Bambang Soesatyo," tulisan Dahlan Iskan.
Menurut Dahlan, spekulasi mahapenting yang harus dibuktikan adalah soal Gibran.
"Wapres terpilih Gibran Rakabuming Raka menjadi ketua dewan pembina yang kekuasaannya dimutlakkan kembali," ucapnya soal speskulasi mahapenting tadi.
Dahlan menulis bahwa tiga spekulasi pertama sudah terbukti benar adanya. Berarti spekulasi itu bukan spekulasi.
"Itu ternyata keputusan di bawah meja –mejanya dari kaca sehingga bisa dilihat dari atasnya," tuturnya.
Nah, kalau kemarin banyak yang terkaget-kaget oleh mundurnya Airlangga, hari ini orang geleng-geleng kepala. Kok bisa: pohon beringin yang begitu rindang tumbang begitu saja.
"Itu jadi humor yang sangat viral. Saya memilihnya sebagai humor politik terbaik tahun ini: sebesar-besar pohon bisa ditumbangkan oleh tukang kayu. Tukang kayunya pasti sakti. Lebih sakti dari pohon beringin yang berhantu sekali pun," tulisan Dahlan.
Maka, kesucian sebuah AD/ART partai ikut tumbang. Spekulasi di bawah kaca pun mengatakan AD/ART Golkar akan diubah di dalam Munaslub minggu depan: ketua dewan pembina bisa dijabat oleh anggota yang masih baru.
"Lalu, wewenang ketua dewan pembina diperbesar. Seperti Golkar di zaman Pak Harto," ujarnya.
Adapun soal Munaslub begitu terburu-buru, itu karena pendaftaran calon kepala daerah harus dilakukan tanggal 27 Agustus.
Akan tetapi dengan Munaslub diselenggarakan 20 Agustus, ketua umum yang baru punya waktu menandatangani berkas pencalonan kepala daerah.
Ketua umum baru juga punya waktu untuk menunjuk calon selain yang sudah telanjur dijanjikan ketua umum sebelumnya.
"Banyak yang bertanya sambil geleng-geleng kepala: kok bisa?," kata Dahlan Iskan.(disway/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
BACA ARTIKEL LAINNYA... Arief Tanggapi Isu Airlangga Mundur dari Ketum Golkar, Analisisnya Ngeri
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam