Ini Sejumlah Program Pemprov DKI yang Disorot Mendagri

Senin, 09 Maret 2015 – 15:01 WIB
Mendagri Tjahjo Kumolo. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo, menegaskan, pihaknya tidak menolerir masuknya mata anggaran di luar hasil pembahasan bersama antara Pemerintah Provinsi dengan DPRD DKI Jakarta, dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD)  2015.

“Saya tetap melihat Pemda dan DPRD satu kotak, tidak ada masing-masing punya anggaran dan kebijakan. Karena nomenklatur itu dibahas masing-masing DPRD dengan Pemda. (Kalau DPRD tetap memaksa masuknya mata anggaran tertentu, red) kami tetap berpedoman di awal,” ujarnya, Senin (9/3).

BACA JUGA: Anak Buah Prabowo Tuding Ahok Center Kumpulkan Triliunan dari CSR Pengembang

Karena itu menurut Tjahjo, pihaknya benar-benar sangat selektif mengevaluasi RAPBD DKI, sehingga tidak terjadi kebocoran-kebocoran. Saat ditanya apakah Kemdagri mencoret mata anggaran pengadaan UPS untuk tahun 2015 dari RAPBD DKI, Tjahjo belum menjawab secara tegas. Ia hanya menegaskan pihaknya tidak ingin ada istilah dana siluman, maupun ada anggaran yang tanpa perencanaan, masuk dalam RAPBD DKI.

“Kami tidak ingin ada anggaran yang tidak untuk kemaslahatan. (Terkait mata angggaran apa saja yang dicoret,red) belum tahu, tunggu saja. Tapi yang pasti kita melakukan evaluasi secara umum,” katanya.

BACA JUGA: Ahok Kena DBD, Ini Komentar Wagub Djarot

Tjahjo mencontohkan seperti terkait Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) DKI Jakarta, ternyata cukup tinggi. Sementara penyerapannya cukup sedikit. Kondisi ini menurutnya patut dipertanyakan, padahal biaya pendidikan belum maksimal dimanfaatkan.

Demikian juga dengan biaya kesehatan, belum optimal mengingat masih banyak masyarakat yang menggunakan BPJS ditolak oleh rumah sakit.

BACA JUGA: Kasus UPS, Empat Saksi Dijadwalkan Hadiri Pemeriksaan

“Demikian juga dengan pembangunan infrastruktur, seperti monorel, macet. Juga untuk membuat di suatu kecamatan sepuluh mobil pemadam kebakaran, belum optimal. Kita minta anggaran-anggaran tersebut jangan dipotong. Kemdagri hanya memangkas hal-hal yang kita nilai perlu. Apakah betul UPS harga segitu, scanner masa sampai sekian miliar,” katanya.

Meski belum bersedia membeber mata anggaran apa saja yang dipangkas dari RAPBD DKI, Tjahjo menegaskan ada beberapa anggaran yang diminta perlu menjadi perhatian utama. Antara lain untuk pendidikan, nilainya perlu mencapai 20 persen dari APBD. Demikian juga untuk kesehatan, minimal 15 persen dari total APBD.

“Di DKI kita fokuskan 20 persen masuk pendidikan, 15 persen untuk kesehatan. Termasuk untuk percepatan pembangunan infrastruktur. Kalau mau sukses, perencanaan pembangunan harus jangka panjang. Waktu Presiden Jokowi masih menjadi gubernur, menerapkan pembangunan monorel, sekarang dibatalkan Ahok. Alasannya lahan mahal. Makanya kita harapkan pemerintah provinsi, kabupaten dan kota dalam membangun jalan, harus diproyeksikan jangka panjang,” katanya.(gir/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Penyebab Bus Transjakarta Terbakar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler