Ini Skema Baru Program Insentif Riset

Selasa, 13 Februari 2018 – 07:35 WIB
Ilustrasi Foto: dok.JPG

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) memberikan bantuan dana riset melalui Program Insentif Riset Sistem Penelitian Nasional (Insinas).

Menurut Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan (Risbang) Muhammad Dimyati, ada skema yang berbeda dari Program Insinas tahun 2018 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

BACA JUGA: Menteri Nasir: Kembangkan Tenaga Nuklir untuk Perdamaian

Program Insentif Penelitian Insinas 2018 merupakan perbaikan skema, yang diharapkan bisa mempercepat kemanfaatan hasil riset tersebut untuk masyarakat.

“Ini merupakan bagian dari mosaic besar, puzzle-puzzle nya harus berhubungan, tidak hanya multi disiplin tapi juga multi institusi,” jelas Dimyati di Jakarta, Senin (12/2).

BACA JUGA: Riau Tuan Rumah Peringatan Hakteknas ke-23, Ini Alasannya

Dengan skema baru ini kementerian bersama dengan Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) menetapkan produk atau implementasi teknologi hasil riset dan pengembangan yang akan dihasilkan dalam periode tiga tahun ke depan.

"Peneliti akan memberi arah yang pasti apa yang ingin dituju. Bagi lembaga penelitian juga mendapat kejelasan apa yang akan dihasilkan. Sedangkan kementerian memberi kepastian berapa anggaran yang dibutuhkan. Bagi masyarakat akan dapat harapan suatu hasil riset pengembangan yang bisa dimanfaatkan," terangnya.

BACA JUGA: Menristekdikti Minta PT Buka Prodi yang Dibutuhkan Pasar

Dalam skema baru ini, untuk tema ‘flagship’ Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) adalah Pangan Fungsional Berbasis Sumbar Daya Lokal; tema ‘flagship’ Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah Energi Baru Terbarukan Berbasis Bioenergi.

Tema ‘flagship’ (Badan Tenaga Nuklir Nasional) BATAN adalah Disain Rinci Reaktor Daya Eksperimental (RDE).

Tema ‘flagship’ Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) adalah Pengideraan Jauh untuk Pemantauan Sumber Daya Alam dan Lingkungan; tema ‘flagship’ Badan Standardisasi Nasional (BSN) adalah Pengembangan SNI untuk Mendukung Hasil Litbang Kesehatan, Pangan, Energi Nuklir, Panas Bumi, Pemantauan dan Sumber Daya Alam.

Tema ‘flagship’ (Badan Pengawas Tenaga Nuklir) BAPETEN adalah Sistem Dan Teknologi Pengawasan Instalasi dan Fasilitas Nuklir.

Dimyati berharap dengan penetapan tema ‘flagship’ seperti ini, arah penelitian menjadi lebih jelas dalam tiga tahun.

Selain itu peneliti tidak hanya rajin mempublikasikan dan mempatenkan hasil penelitiannya tapi juga harus sampai menjadi suatu produk yang berguna bagi masyarakat sebagai proses hilirisasi hasil penelitian. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Terungkap! Ini Penyebab Dosen tak Lulus Sertifikasi


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler