jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memastikan manfaat kemitraan BIMP-EAGA dengan Republik Korea dapat dirasakan langsung oleh masyarakat luas.
Penegasan itu disampaikan Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional sebagai Alternate Senior Official Indonesia, Netty Muharni dalam pertemuan pejabat senior BIMP-EAGA - Republik Korea ke-5 yang diselenggarakan secara virtual pada Kamis (11/7).
BACA JUGA: Menko Airlangga Ungkap Industri Baja Indonesia Diperhitungkan Berbagai Negara di Dunia
Netty Muharni hadir mewakili Deputi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian pada pertemuan yang menjadi tonggak penting dalam upaya memperkuat kerja sama ekonomi regional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Phillipines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA).
BACA JUGA: Pesan Menko Airlangga Kepada Pelaku Pasar Saham: Tidak Perlu Wait and See, Gaspol!
Pertemuan utamanya membahas kemajuan pelaksanaan proyek BIMP-EAGA – Korea Cooperation Fund (BKCF) tahap ke-1 hingga ke-3, sekaligus menetapkan 9 proyek tahap ke-4 tahun 2024 dengan total pendanaan sebesar USD3,52 juta.
Pada kesempatan tersebut, telah tercatat antusiasme program BKCF yang terus meningkat, yang tercermin dari bertambahnya jumlah proposal yang masuk.
BACA JUGA: Bangun Kerja Sama Ekonomi, Menko Airlangga Tegaskan Indonesia Sahabat Semua Negara
Hal tersebut menandakan semakin banyak pihak yang menyadari potensi dan manfaat dari Kemitraan BIMP-EAGA dengan Republik Korea bagi pembangunan daerah.
Asdep Netty juga menekankan pentingnya keterlibatan seluruh elemen masyarakat dalam pelaksanaan proyek-proyek BKCF.
"Kita perlu terus mendorong keterlibatan pemerintah daerah, UKM lokal, dan masyarakat untuk memastikan inklusivitas dan kontribusi terhadap perekonomian daerah," ujar Asdep Netty dalam keterangan resmi yang diterima, Jumat (12/7).
Dia juga menyampaikan Indonesia menyambut baik komitmen Pemerintah Korea untuk melanjutkan Program Kemitraan BKCF tahap ke-5 tahun 2025, serta rencana untuk meningkatkan bantuan pendanaan dari USD3 juta ke USD6 juta.
Melalui kesempatan tersebut, Indonesia juga menyampaikan agar proyek yang mendapat approval untuk Indonesia dapat ditingkatkan kuantitasnya agar proporsional dengan proyek yang disampaikan.
Selain itu, Indonesia juga mengutarakan harapan agar kemitraan BIMP-EAGA dan Republik Korea dapat terus berlanjut guna membawa dampak positif pengembangan ekonomi masyarakat di sub kawasan sejalan dengan perwujudan visi BIMP-EAGA yang berdaya saing.
Dari total 213 proyek yang masuk untuk BKCF tahap ke-4 tahun 2024, 9 proyek mendapat dukungan pendanaan, di mana Indonesia mendapat 3 proyek dengan nilai total mencapai sekitar USD1,5 juta.
Sebagai informasi, pertemuan pejabat senior BIMP-EAGA - Republik Korea ke-5 juga turut dihadiri oleh para pejabat tinggi dari Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Republik Korea, serta wakil dari Sekretariat Nasional BIMP-EAGA, BIMP Facilitation Centre (BIMP FC), dan the Global Green Growth Institute (GGGI). (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi