jpnn.com, BIMA - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Tanaman Pangan bersama Pemda Bima mengirim 2.600 ton jagung ke Surabaya.
Pengiriman ini dilakukan untuk menstabilkan harga sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.
BACA JUGA: Mengenal Konsep Integrated Farming, Jurus Kementan Tingkatkan Pendapatan
Sekretaris Ditjen Tanaman Pangan Kementan Bambang Pamuji mengatakan, PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI) sebagai offtaker jagung di Bima diharapkan melakukan kemitraan dengan petani untuk menyerap panen.
Dengan demikian, suplai jagung dapat terjamin dan terjaga sehingga petani di Bima terus mendapatkan harga yang menguntungkan.
BACA JUGA: Kementan Sebut Stok Daging Sapi Cukup, Pedagang Berjualan Seperti Biasa
"Offtaker sebagai pembeli memberikan kepastian harga panen sehingga petani termotivasi untuk meningkatkan pertanaman,'' ujarnya.
Diharapkan, CPI terus menjaga stabilitas harga dan kesejahteraan petani meningkat.
BACA JUGA: Kementan, Kemenparekraf, dan Hotel Accor Angkat UMKM Pangan Lokal
Hal ini dikatakan Bambang saat memberikan sambutan pada acara launching pengiriman jagung di PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI), Desa Monggo, Kecamatan Mada Pangga, Bima, NTB, Sabtu (5/3).
Bambang menambahkan, produksi jagung asal Bima harus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan ekspor.
"Sesuai arahan Menteri Pertanian (Mentan), ekspor harus didorong dan produksi jagung terus ditingkatkan untuk masuk pasar ekspor," terangnya.
Dirjen Tanaman Pangan Kementan Suwandi mengatakan, selain untuk pakan ternak, saat ini komoditas jagung memiliki berbagai turunan.
Mulai makanan hingga minuman. Potensi produksi jagung Bima dan Sumbawa sangat luar biasa dan diharapkan pengembangan jagung tetap memperhatikan kelestarian ekosistem lingkungan.
"Ini bagian dari upaya untuk mengurangi bencana alam seperti banjir," kata Suwandi yang turut menyaksikan secara virtual.
Bupati Bima Indah Dhamayanti Putri memberikan apresiasi atas dukungan dan bantuan Kementan dalam memastikan peningkatan produksi pertanian di Kabupaten Bima.
Menurut dia, di bawah komando Mentan Syahrul Yasin Limpo, Kementan memberikan banyak dukungan untuk kemajuan petani di Bima.
"Dukungan itu berupa program dan bantuan dari berbagai komoditas yang dihasilkan petani Bima," ucap Indah.
Ketua Asosiasi Jagung Bima Burhan mengatakan, petani jagung menyambut baik upaya pemerintah dalam menghadirkan offtaker di Kabupaten Bima.
Selain menyerap hasil panen petani, kini petani jagung Bima mendapatkan kepastian harga di musim panen.
"Awalnya, petani jagung jemur jagung. Sekarang petani panen langsung jual dengan harga Rp 4.500 hingga Rp 4.850 jagung kering panen," katanya.
Menurut dia, untuk efisiensi, petani jagung Bima harus diberi pelatihan.
Mulai peningkatan produksi, pemupukan, hingga pascapanen. Sinergi pemerintah, offtaker, dan petani yang baik menjadi awal untuk mengembangkan jagung secara optimal.
"Kami siap berinovasi untuk peningkatan produksi dan kualitas jagung asal Bima," tandas Burhan. (mrk/jpnn)
Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi