jpnn.com, JAKARTA - Penemuan 27 merek produk ikan makerel (mackerel) dalam kaleng yang berparasit cacing membuat prihatin Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Kalangan dokter khawatir ada efek buruk kepada masyarakat yang sudah mengonsumsinya.
BACA JUGA: Respons IDI terhadap Kasus Sarden Bercacing
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar IDI Adib Khumaidi mengatakan, IDI sangat memerhatikan kesehatan masyarakat Menurut dia, problem yang diresahkan bukan cacingnya.
"Melainkan saat produk makanan didapati kandungan lain yang tidak ada dalam daftar kandungan (daftar komposisi yang tertera pada kaleng, Red)," ujarnya saat dihubungi Jawa Pos.
BACA JUGA: Ikan Kaleng Makerel Itu Diimpor dari Dua Negara
Menurut Adib, pihak berwajib harus benar-benar memelototi proses pembuatan.
Mulai penangkapan ikan hingga akhirnya produk didistribusikan. "Perlu dilakukan penyelidikan dalam pengolahan makanannya," ujar spesialis ortopedi itu.
BACA JUGA: BBPOM Jamin Surabaya Aman dari Ikan Kaleng Bercacing
Dari pengolahan tersebut, dapat diketahui bahan baku diperlakukan dengan semestinya atau tidak.
Hal itu terkait dengan kualitas setelah menjadi produk yang siap dikonsumsi.
"Jika pengolahan makanannya tidak bagus, berpotensi mengganggu kesehatan masyarakat," katanya.
Adib khawatir jika ada kesalahan atau kelalaian dalam pengolahan makerel sehingga ke depan akan mengganggu kesehatan masyarakat.
"Sejauh ini, IDI belum ada laporan mengenai kasus dokter tangani pasien akibat cacing Anisakis yang terdapat pada ikan makerel," ungkapnya.
Adib menjelaskan, cacing atau larva cacing Anisakis sebenarnya mudah mati jika ikan dimasak sampai matang.
Selain itu, jika disimpan dalam suhu minus 20 derajat Celsius, cacing tersebut tidak dapat hidup.
Namun, bila seseorang memakan cacing dari ikan makerel atau ikan lain, ada beberapa risiko penyakit yang mengintai.
Misalnya nyeri perut, mual, muntah, kembung, diare berdarah, dan demam tinggi.
"Hal itu lantaran larva menempel di lambung atau usus halus," terangnya. (lyn/c11/kim/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Konsumen Masih Trauma dengan Cacing di Ikan Kaleng
Redaktur & Reporter : Natalia