jpnn.com, WASHINGTON DC - Tiongkok tampaknya harus kecewa jika berharap kebijakan luar neger Amerika Serikat bakal lebih bersahabat setelah Donald Trump lengser dari kursi kepresidenan. Pasalnya, belum apa-apa, Presiden Joe Biden sudah menunjukkan bahwa dirinya tidak takut menyinggung Beijing.
Pelantikan Biden di Washington DC pada Rabu (20/1) waktu setempat dihadiri langsung oleh duta besar de facto Taiwan. Ini merupakan pertama kalinya, perwakilan negara pulau, yang diklaim Tiongkok sebagai teritorinya, diundang menghadiri inaugurasi presiden AS.
BACA JUGA: Alhamdulillah, Joe Biden Langsung Cabut Kebijakan Anti-Muslim Donald Trump
Meski tidak mengakui Taiwan sebagai negara, Amerika Serikat telah lama jadi penyokong utama Taipei.
Pemerintahan Donald Trump yang baru saja berakhir telah meningkatkan dukungan tersebut dengan menambah penjualan senjata dan mengirim pejabat senior ke Taipei.
BACA JUGA: Pemerintahan Joe Biden Bela Anak Buah Donald Trump yang Dihajar China
Memicu kemarahan Beijing, sikap Trump tersebut justru menjadikannya figur populer di Taiwan.
Juru bicara Dewan Keamanan Gedung Putih, Emily Horne, menyebut bahwa komitmen AS terhadap Taiwan sudah teguh dengan kehadiran Hsiao Bi-khim, duta besar de facto Taiwan di Washington, pada upacara pengambilan sumpah Biden sebagai presiden, Rabu (20/1).
BACA JUGA: Biden-Harris, Rekor Baru di Gedung Putih dan Stori Keluarga Yahudi
"Presiden Biden akan bersama dengan kawan dan sekutu untuk meningkatkan kemakmuran, keamanan, dan nilai-nilai bersama di kawasan Asia Pasifik, dan itu termasuk Taiwan," kata Horne.
Otoritas bidang luar negeri Taiwan menyebut bahwa ini adalah kali pertama komite pelantikan mengundang perwakilan Taiwan secara formal dan menunjukkan persahabatan yang erat antara Taiwan dengan AS berdasarkan pada nilai-nilai yang sejalan.
"Nilai-nilai bersama ini adalah demokrasi, kebebasan, dan hak asasi manusia," kata juru bicara otoritas Taiwan, Joanne Qu.
AS menyudahi hubungan diplomatik formal dengan Taiwan pada 1979 dan beralih pada pengakuan atas China, meskipun Washington dituntut oleh hukum negaranya untuk menyediakan sarana untuk Taiwan mempertahankan diri.
Hsiao Bi-khim, duta besar yang dekat dengan Pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen, dalam pesan video di akun Twitter miliknya menyebut bahwa dirinya merasa terhormat dapat mewakili otoritas dan rakyat Taiwan dalam acara besar di AS tersebut.
"Demokrasi adalah bahasa umum kita, dan kebebasan adalah tujuan bersama," kata dia.
Tsai juga menyampaikan selamat kepada perwakilannya itu, dengan menyebutkan harapannya agar kedua belah pihak dapat bekerja bersama untuk mempertahankan demokrasi, kebebasan, perdamaian, dan stabilitas di kawasan.
Calon Menteri Luar Negeri AS yang diusulkan Biden, Antony Blinken, sebelumnya menyebut bahwa ia akan dengan senang hati mendukung hubungan yang lebih luas lagi bagi AS-Taiwan. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil