jpnn.com - JAKARTA - Hingga Selasa (29/7) petang, tujuh portal berita yang memalsukan nama media nasional ternama di Tanah Air, masih tetap tayang dengan menyuguhkan berita-berita yang bertolak belakang dengan yang ditayangkan portal berita yang ditiru.
Ketujuh portal mirip blog ini memakai nama mirip dengan media berita liputan6.com, detik.com, tempo.co, antaranews.com, tribunnews.com, inilah.com dan kompas.com.
BACA JUGA: Polri Didesak Usut 7 Situs Berita Palsu
Bedanya, ke tujuh situs palsu tersebut menambahkan --news.com setelah nama media yang dipalsukan. Contohnya, kompas.com menjadi kompas.com--news.com.
Dalam situs tiruan, terdapat berita "Ditemukan Kejanggalan Mengejutkan Data KPU di Situs Resmi". Sementara di portal berita kompas.com, tidak ditemukan berita dimaksud.
BACA JUGA: Pemalsu 7 Situs Berita Lebih Keji dari Obor Rakyat
Demikian juga dengan di detik.com--news.com, terdapat berita "Ketua KPU ditetapkan sebagai Tersangka." Sementara di portal detik.com, tidak ada berita tersebut.
Anehnya, portal-portal yang meniru 7 portal ternama tersebut, rata-rata memuat berita seputar pemilu presiden yang faktanya diputarbalikkan.
BACA JUGA: Hanura Pecat Elza Bukan Hanya karena Dukung Prabowo-Hatta
Karena itu wajar jika kemudian Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane, menilai si pembuat situs merupakan orang yang sangat terobsesi dengan calon presiden tertentu dan menginginkan agar opini masyarakat terpengaruh atas pemberitaan yang ia posting.
"Polisi harus segera mengusut kasus dan menangkap pelaku. Karena pemalsuan 7 situs berita adalah kejahatan serius yang berusaha menghancurkan citra pers nasional," katanya di Jakarta, Selasa (29/7).(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Politisi Hanura Sebut Elza Syarief Layak Dipecat karena Menyimpang
Redaktur : Tim Redaksi