Inilah 8 Fokus Calon Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa

Sabtu, 06 November 2021 – 11:42 WIB
KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa mengikuti uji kelayakan dan kepatutan Panglima TNI di Ruang Rapat Komisi I DPR, Jakarta, Sabtu (6/11). Foto : Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa menyatakan bahwa visiniya sebagai Panglima TNI ialah ‘TNI Adalah Kita’. 

Jenderal Andika Perkasa menyampaikan itu saat menjalani uji kepatutan dan kelayakan sebagai calon Panglima TNI dalam rapat dengar pendapat umum di Komisi I DPR, Sabtu (6/11). 

BACA JUGA: Jenderal Andika Perkasa: TNI Adalah Kita 

Selain vision statement, jenderal bintang empat juga menyampaikan mision statement-nya di hadapan pimpinan dan anggota Komisi I DPR. 

Jenderal Andika menyatakan bahwa mision statement-nya tidak ingin keluar dari Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI. 

BACA JUGA: Moeldoko Yakin Jenderal Andika Sudah Mempersiapkan Diri

“Secara umum ada tiga (tugas TNI), yakni menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara,” kata Jenderal Andika Perkasa.

Kepala Staf Angkatan Darat itu menyatakan TNI punya 15 tugas pokok, yakni operasi militer untuk perang (OMP), dan operasi militer selain perang atau OMSP (terbagi dalam 14 tugas).  

BACA JUGA: Andika Perkasa, Menantu Suhu Telik Sandi Menuju Kursi Panglima TNI

“Namun memang kami punya fokus, dari sebetulnya 15 tugas, yaitu satu OMP, dan OMSP, kami ada beberapa fokus,” katanya.

Dia menjelaskan fokus pertama dan terpenting ialah melaksanakan tugas-tugas TNI dengan lebih mengembalikan kepada peraturan perundang-undangan yang ada. 

Mantan Pangkostrad itu mengatakan tugas yang dilaksanakan selama ini sudah diatur dalam UU, tetapi memang detailnya dan implementasinya masih banyak kelemahan-kelemahan.

“Itu yang menjadi prioritas pertama saya, bagaimana mengembalikan tugas-tugas yang kita (TNI) lakukan ini dengan benar-benar berpegang pada peraturan perundangan. Jangan kelebihan, dan harapan saya juga tidak akan mengambil sektor kementerian atau lembaga lain,” ujarnya. 

Kedua, lanjut Andika, hal ini sudah diatur dan ada peraturan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) bahwa operasi pengamanan perbatasan ini juga sesuatu yang harus menjadi fokus dalam hal peningkatan. 

“Peningkatannya bagaimana, nanti detailnya yang saya siap pada saat sesi ini dinyatakan tertutup,” katanya. 

Ketiga, Andika mengaku juga fokus pada peningkatan kesiapsiagaan satuan TNI. 

Sebab, ujar dia, banyak yang bisa dilakukan untuk membuat TNI jauh lebih siap. 

“Baik menghadapi tugas-tugas operasi militer untuk perang, maupun operasi militer selain perang,” ujar mantan Danpaspampres itu.

Keempat, Jenderal Andika menegaskan fokus pada persoalan siber.

Sebab, ujar dia, siber sudah hadir di mana-mana sehingga memang tidak bisa dihindari. 

“Menurut saya, (siber) harus menjadi fokus yang lebih penting dibandingkan dengan keperluan-keperluan lain yang juga sebetulnya penting,” paparnya.  

Kelima, Jenderal Andika menyatakan bahwa persoalan intelijen di daerah yang saat ini terdapat gangguan-gangguan keamanan maupun konflik apakah horizontal atau vertikal, juga menjadi satu hal yang perlu mendapatkan prioritas atau fokus ke depan. 

Keenam, lanjut Andika, interoperabilitas di antara angkatan memang harus terus menerus dan makin sering disatukan atau dilakukan, sehingga kian tahu kelemahan dan kekurangan. 

“Kemudian, bagaimana di dalam kondisi yang masih belum terpenuhi ini kita bisa melakukan operasi bersama dengan tiga angkatan (AD, AU, dan AL), karena memang itu juga satu kebutuhan yang tidak bisa dihindari saat ini,” jelasnya. 

Ketujuh ialah penguatan integrasi atau penataan organisasi. 

Menurut dia, masih banyak ruang untuk perbaikan di dalam penguatan integrasi dan penataan organisasi.

“Di sana-sini saya melihat adanya kekurangan yang masih bisa diperbaiki untuk membuat kerja sama tim menjadi lebih bagus,” paparnya. 

Kedelapan atau terakhir ialah diplomasi militer yang sesuai dengan kebijakan politik luar negeri Indonesia. 

Dia menegaskan bahwa hal ini juga makin penting. 

“Saya melihat ini juga satu hal yang memang harus lebih menjadi perhatian saya apabila suatu saat dipercayakan menjadi Panglima TNI,” kata Jenderal Andika Perkasa. (boy/ast/jpnn) 


Redaktur : Boy
Reporter : Aristo Setiawan, Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler