Inilah Barang yang Tersisa di Kerangkeng Manusia Milik Bupati Langkat, Sungguh Terlalu

Rabu, 26 Januari 2022 – 17:12 WIB
Tim dari Komnas HAM saat meninjau kerangkeng manusia di lahan rumah pribadi Bupati nonaktif Langkat Terbit Rencana Perangin, Rabu (26/1). Foto: Finta Rahyuni/JPNN.com

jpnn.com, LANGKAT - Publik dihebohkan dengan penemuan kerangkeng manusia di rumah pribadi Bupati nonaktif Langkat Terbit Rencana Perangin Angin di Desa Raja Tengah, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Kerangkeng manusia itu terletak di lahan belakang rumah Terbit yang ditemukan saat OTT KPK, pada Selasa (18/1).

BACA JUGA: 10 Fakta Kerangkeng Manusia di Rumah Bupati Langkat, Poin 8 Tanda Tanya Besar

Keberadaan kerangkeng manusia milik Terbit itu lantas dilaporkan oleh Migrant CARE ke Komnas HAM pada Senin (24/1).

Laporan itu terkait dengan dugaan perbudakan modern yang diduga dilakukan oleh Terbit Rencana Perangin Angin.

BACA JUGA: KPK Sebut Bupati Langkat Kerangkeng Buruh Sawit, Bukan Tahanan Narkoba

Menindaklanjuti laporan itu, tim dari Komnas HAM mulai melakukan pemeriksaan kerangkeng manusia itu, Rabu (26/1).

Tim Komnas HAM datang didampingi Kapolda Sumut Irjen Panca Putra Simanjuntak dan jajarannya.

Rombongan tiba sekitar pukul 15.00 WIB di kerangkeng tersebut.

BACA JUGA: Kabar Gembira dari Kepala BKN soal Gaji PPPK, Langsung 100%, Alhamdulillah

Setibanya di lokasi, rombongan langsung meninjau kondisi kerangkeng.

Hingga saat ini peninjauan masih terus berlangsung. 

Terlihat ada dua kerangkeng berukuran 6x6 yang berada di lahan tersebut.

Kondisi kerangkeng itu saat ini sudah kosong karena sebagian pasien sudah dibawa kembali oleh keluarganya. Sebagian lainnya tengah menjalani asesmen di BNN Kabupaten Langkat.

Terlihat hanya tertinggal sejumlah pakaian, peralatan mandi dan tidur para pasien yang ada di lokasi tersebut.

Ada juga papan dilapisi tikar yang dijadikan sebagai tempat tidur para pasien.

Di sekitar kerangkeng juga terlihat sejumlah warga yang sudah sedari pagi berada di lokasi. 

Berdasarkan pemeriksaan awal yang dilakukan oleh Polda Sumut, kerangkeng itu telah berdiri sejak 2012 yang digunakan sebagai tempat rehabilitasi para pecandu narkoba dan pelaku kasus kenakalan remaja.

Meski sudah berdiri 10 tahun, tempat itu belum memilik izin sebagai tempat rehabilitasi.

Polisi hingga saat ini masih terus melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kerangkeng itu, termasuk terkait dugaan perbudakan modern di tempat tersebut. (mcr22/jpnn)





Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur : Soetomo
Reporter : Finta Rahyuni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler