Inilah Fakta Corona Klaster Indogrosir Sangat Liar dan Kejam

Kamis, 14 Mei 2020 – 07:26 WIB
Swalayan Indogrosir di Jalan Magelang Kecamatan Mlati, Sleman, tutup sementara sejak Selasa (5/5) terkait temuan karyawan yang positif dan reaktif COVID-19. Foto: ANTARA/Victorianus Sat Pranyoto

jpnn.com, GUNUNGKIDUL - Jumlah pasien positif terjangkiti virus corona jenis baru COVID-19 di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, bertambah tiga kasus.

Sehingga total positif COVID-19 di Gunungkidul hingga 13 Mei 2020 menjadi 28 kasus.

BACA JUGA: Corona Klaster Indogrosir Terbukti Ganas, Lihat Usia para Korbannya

Kepala Dinkes Gunung Kidul Dewi Irawaty di Gunungkidul, Rabu (13/5), mengatakan ketiganya terkait dengan klaster Indogrosir yang ada di Mlati, Sleman.

"Hasil positif diketahui dari uji swab yang sudah keluar. Penambahan ini membuat total positif COVID-19 di Gunung Kidul menjadi 28 kasus," kata Dewi.

BACA JUGA: Komisi X DPR Tolak Siswa Kembali Bersekolah saat Corona Belum Kalah

Ia mengatakan kasus positif COVID-19 baru ini seluruhnya merupakan warga Kecamatan Semanu.

Ketiganya pun menjadi kasus COVID-19 pertama yang muncul di wilayah tersebut.

BACA JUGA: Kabar Terbaru soal THR, PNS dan Honorer Sama-sama Senang, Alhamdulillah

Dengan tambahan itu maka klaster Indogrosir Sleman menyumbang empat kasus dari total 28 kasus pasien positif COVID-19, setelah sebelumnya, satu pasien positif juga telah diumumkan dari klaster tersebut.

Selain pasien positif COVID-19 bertambah, Dewi mengatakan pasien reaktif COVID-19 yang menjalani rapid test dari Gunungkidul melonjak drastis menjadi 88 orang dari yang sebelumnya 17 orang.

Meskipun demikian, Dewi tidak menjelaskan lebih jauh apakah penambahan reaktif ini berkaitan dengan pemeriksaan massal atau tidak.

Pemeriksaan massal dengan metode rapid test sampai saat ini masih terus berlangsung di Gunung Kidul.

Pemeriksaan massal akan berlangsung hingga Sabtu (16/5).

Sementara itu, Bupati Gunung Kidul Badingah mengatakan pihaknya saat ini sedang membahas masalah tempat untuk para warga yang reaktif dari pemeriksaan rapid test tersebut.

"Saat ini sedang diupayakan solusinya. Kami berharap ada tempat yang bisa dimanfaatkan untuk isolasi warga reaktif rapid test, dan tidak menimbulkan konflik horisontal," katanya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler