Inilah Gejala Awal Penyakit Difteri

Rabu, 27 Desember 2017 – 23:47 WIB
Dokter ahli vaksin dan spesialis penyakit dalam, Kristoforus Hendra Djaya. Foto: Ist

jpnn.com, JAKARTA - Difteri adalah infeksi di saluran napas yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheria dan bisa menular.

Kuman ini merusak di bagian permukaan jaringan. Namun yang berbahaya adalah bakteri tersebut bisa mengeluarkan racun yang menyebar ke organ vital lainnya seperti jantung, ginjal, hati atau yang lainnya.

BACA JUGA: Mahasiswa UIN Meninggal karena Difteri, DPR Soroti Kemenkes

Dokter ahli vaksin dan spesialis penyakit dalam, Kristoforus Hendra Djaya mengakui mendeteksi dini penyakit ini tidaklah mudah, karena gejalanya yang mirip seperti batuk, pilek, radang tenggorokan biasa pada fase awal.

Sayangnya, difteri bisa terdeteksi bila sudah berat. Terutama ketika sudah merusak selaput lendir di saluran napas.

BACA JUGA: Wabah Difteri Meluas, Legislator PKS Waswas

Ini ditandai dengan munculnya selaput putih yang bisa terlihat bila pasien membuka mulutnya.

“Jika sudah sampai tahap munculnya selaput putih itu untuk mencegah agar tidak sampai berat lagi harus dibawa ke rumah sakit. Karena pasien harus mendapat penanganan lebih lanjut seperti pemberian anti toksin difteri untuk menetralisir racun dari bakteri, lalu diberi antibiotik untuk membunuh kumannya,” terang dokter Kristo yang juga CEO In Harmony Vacination.

BACA JUGA: Waspada! KLB Difteri Muncul di 28 Provinsi

Selain dua penanganan tadi, lanjut dr. Kristo, yang ketiga adalah penanganan khusus apabila telah terjadi di sumbatan di saluran napas.

Pasalnya, apabila sudah menyumbat saluran napas bisa menyebabkan penyempitan dari dalam.

Selain itu, dari luar kelenjar getah bening bisa membesar hingga membuat leher seperti bulls neck atau leher kerbau dan bisa menyebabkan pasien meninggal.

Saat ini difteri sedang menjadi wabah di banyak daerah di Indonesia, termasuk Jakarta yang telah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) hingga pemerintah langsung mengatasi dengan mengadakan program vaksin difteri secara gratis.

“Untuk pencegahan difteri sebetulnya kita mulai dari yang primer yaitu dari pengetahuan tentang penyakit difteri itu apa dan bagaimana penyebarannya sehingga kita bisa menghindar. Karena penyebaran difteri bisa lewat udara, dari bersin, batuk atau paparan benda yang terketan cipratan dari bersin orang yang terkena difteri,” papar dr. Kristo.

Memakai masker dan mencuci tangan adalah langkah yang bisa diambil dalam mencegah tertular penyakit difteri.

Selain dua hal di atas, paling mudah dan paling ampuh mencegah terjangkit difteri adlah dengan imunisasi atau vaksinasi.

“Karena dengan vaksinasi, kekebalan tubuh akan menjadi maksimal dan peluang untuk tertular atau terjangkit menjadi kecil. Proteksi dari vaksin difteri bisa 80 – 90 persen dan mampu membentengi tubuh hingga 10 tahun,” ucapnya.

Kristo mengatakan pemberian vaksin difteri bukan hanya kepada anak-anak atau balita saja, melainkan orang dewasa terutama ibu hamil juga perlu diberikan vaksin.

Karena walaupun orang dewasa tidak sampai sakit berat, tapi bisa membawa kuman yang bisa menyebar dan menularkan. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Masa Liburan, Waspadai Penularan Difteri


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler