jpnn.com - JAKARTA - Pengamat terorisme Wawan Purwanto mengatakan, tewasnya 18 pasukan spesial militer Filipina dalam pertempuran dengan kelompok Abu Sayyaf di Pulau Basilan pada Jumat (9/4), bisa dijadikan gambaran kondisi di sana.
Pasalnya, Basilan merupakan wilayah yang terkenal sebagai markas Abu Sayyaf.
BACA JUGA: 18 Pasukan Khusus Tewas, Bukti Filipina Belum Siap
Hal itu bisa membuat pasukan kelompok penyandera mengambil keuntungan geografis untuk menyerang tentara.
’’Dengan hanya infantri dan kavaleri, sama saja masuk ke sarang musuh. Kelompok Abu Sayyaf bisa memanfaatkan ketinggian dan menunggu pasukan untuk masuk ke posisi menguntungkan. Dalam keadaan seperti ini, harusnya ada serangan preemptif dengan memanfaatkan armada udara,’’ terangnya.
BACA JUGA: Kronologis Pertempuran 10 Jam Pasukan Khusus dengan Abu Sayyaf
Saat ditanya terkait dampak konflik ke kondisi sandera di Pulau Sulu, Wawan merasa ada kemungkinan.
Penyerangan tersebut diakui bisa dibuat tameng bagi militer pemerintah. Sekaligus, pendongkrak daya tawar bagi pihak yang terkait sandera.
BACA JUGA: Serangan ke Abu Sayyaf Gagal Total, 18 Pasukan Khusus Tewas
’’Bisa saja mereka mempersulit proses penebusan sandera karena hal ini. Tentu saja, kita harus berdoa yang terbaik agar sandera termasuk 10 WNI bisa selamat,’’ ujarnya. (bil/idr/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemilihan Sekjen PBB Akan Mendobrak Tradisi
Redaktur : Tim Redaksi