Inilah Pengakuan Pembunuh Pacar Sendiri...Sadis Banget!

Selasa, 11 Oktober 2016 – 05:53 WIB
SADIS: Tersangka AR saat dibawa polisi untuk menunjukkan tempat dia membunuh dan membuang jenasah pacarnya, Ni Made Prabawanti. Foto: M ROMADONI/RADAR SURABAYA

jpnn.com - SURABAYA – Satreskrim Polrestabes Surabaya menggeber pengusutan kasus pembunuhan terhadap Ni Made Prabawanti, 18, yang dilakukan oleh pacarnya sendiri, AR, 17. 

Senin (10/10), polisi menggeledah tempat tinggal AR yang menghuni rumah neneknya di Jalan Arief Rahman Hakim, Keputih.

BACA JUGA: Pembuang Mayat Abdul Gani Menyerahkan Diri

Hasilnya polisi menemukan sepasang sepatu yang digunakan tersangka untuk membunuh korban.

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Shinto Bina Gunawan Silitonga mengatakan bahwa sepatu casual itu milik tersangka. 

BACA JUGA: Marwah Daud dan Sultan Agung Segera Diperiksa

Alas kaki berwarna hitam dan bertali itu disembunyikan di dalam kamar AR. 

Sepatu itulah yang digunakan oleh tersangka untuk menghabisi nyawa korban. 

BACA JUGA: Astaga, Pak Jojon Garap Siswi SMK Ini Berkali-kali Usai Karaokean

Sebab berdasarkan keterangan AR ke penyidik, setelah korban dicekik, ia lantas menggunakan sepatu yang saat itu dikenakannya untuk menginjak-injak leher korban hingga tewas. 

"Tersangka juga menggunakan sepatu tersebut untuk menendang perut korban," ungkap Shinto.

Mantan Kabagbinopsnal Ditreskrimsus Polda Jatim itu menjelaskan bahwa saat dilakukan pemeriksaan, AR mengakui jika aksi sadisnya itu dia lakukan lantaran merasa sakit hati dan dendam terhadap orangtua korban. 

Pasalnya, selama ini hubungannya dengan putrinya tidak direstui. 

Yang paling menyakitkan, kata AR, orangtua korban pernah memenjarakannya pada tahun 2013 lalu, karena membawa kabur korban yang juga pacarnya selama tiga hari ke Bogor. 

Apalagi ketika AR mendatangi rumah orangtua korban yang juga pacarnya itu untuk meminta maaf, ternyata tidak mendapat respons yang baik.

"Jadi setelah keluar dari tahanan, AR ini sempat mendatangi rumah korban untuk bertemu dan meminta maaf kepada orangtua korban atas perlakuannya. Namun bukan mendapat tanggapan yang baik, melainkan dia malah diacuhkan," lanjut perwira dengan dua melati di pundak ini. 

Alumnus Akpol tahun 1999 ini juga mengatakan bahwa selain terus mencari bukti dan fakta baru, pihaknya saat ini tengah berkoordinasi dengan pihak Balai Pemasyarakatan (Bapas) untuk melakukan penelitian terhadap kejiwaan tersangka yang masih berstatus anak-anak atau di bawah umur. 

Dalam hal ini, pihaknya juga tengah mengkaji langkah hukum apa yang harus diambil oleh penyidik dengan mempertimbangankan pembinaan yang nantinya akan diberikan oleh Bapas. 

"Rencananya, kami juga akan melakukan pemeriksaan psikis tersangka yang bekerja sama dengan Dokpol (Kedokteran Kepolisian, Red) Polda Jatim," jelas Shinto.

Perwira asal Makassar ini juga mengatakan bahwa untuk melakukan pembuktian terhadap aksi keji korban terhadap pacarnya, pihaknya akan melakukan rekonstruksi aksi pembunuhan yang dilakukan tersangka pada hari ini (11/10). 

Rekonstruksi dilakukan untuk mengetahui secara pasti proses pembunuhan terhadap korban. 

Rencananya, rekonstruksi tersebut akan digelar di beberapa tempat kejadian perkara (TKP) seperti di rumah nenek tersangka dan di tanah kosong di Jalan Kertajaya Indah Regency sebelah utara komplek perumahan Grand Royal yang digunakan tersangka untuk mengeksekusi korban. 

"Dalam rekontruksi nanti, kami berencana melibatkan tim Inafis, penyidik, tersangka dan beberapa personel. Tapi untuk jamnya, kami belum bisa pastikan," tambah Shinto. 

Seperti yang diketahui sebelumnya, Ni Made Prabawanti dibunuh setelah janjian bertemu dengan tersangka yang juga pacarnya di pertokoan Mangga Dua, Jalan Jagir Wonokromo, Kamis (6/10) siang. 

Setelah diajak berkeliling dengan menaiki motor Beat milik korban, tersangka mengajak warga Jalan Wiguna Tengah itu ke sebuah tanah kosong di di Jalan Kertajaya Indah Regency untuk berbuat mesum. Tapi karena korban menolak, tersangka mencekik dan menganiaya korban sampai tewas. 

Setelah itu, tersangka mengambil semua harta korban mulai dari perhiasan, uang, handphone dan motor untuk dibawa kabur.

Aksi sadis tersangka yang masih di bawah umur ini terbongkar dari kiriman pesan Whatsapp (WA) tentang kabar bahwa korban sudah meninggal ke beberapa rekan kuliah korban. 

Pesan via WA itu dikirim memakai nomor dan HP milik korban yang dibawa tersangka. Sehingga, polisi dengan mudah menangkap tersangka setelah memancingnya untuk bertemu lewat teman korban, Minggu (9/10).

Setelah ditangkap, AR akhirnya mengakui jika dia telah membunuh Prabawanti dan jasadnya dibuang di tanah kosong Jalan Kertajaya Indah Regency sebelah utara Grand Royal, Sukolilo. (yua/jay/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggota Dewan Lagi Nyabu Dalam Video Itu Jalani Tes Urine di BNN Pusat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler