Inilah Penyebab Harga Minyak Menanjak

Senin, 06 Juni 2016 – 01:42 WIB
Iustrasi. Foto: AFP

jpnn.com - JAKARTA – Harga minyak dunia yang beringsut ke level atas berdampak pada Indonesian Crude Price (ICP). Ditjen Migas Kementerian ESDM menetapkan harga patokan ICP pada Mei naik cukup besar, yakni USD 7,48 per barel.

Kini harga minyak Indonesia dilepas di harga USD 44,68 per barel atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan April yang dipatok USD 37,20 per barel.

BACA JUGA: Tenang, Pasokan Listrik Aman Hingga Lebaran

Dirjen Migas Kementerian ESDM Wiratmaja Puja menyatakan, kenaikan bukan hanya untuk ICP. Melainkan Sumatran Light Crude atau Minas yang mencapai USD 12,21 per barel sehingga kini harganya USD 49,46 per barel.

’’Kenaikan harga dipengaruhi harga minyak di pasar internasional yang membaik,’’ ujarnya.

BACA JUGA: OJK Bentuk Satgas Waspada Investasi, Ini Tugasnya

Ada beberapa penyebab yang membuat harga ICP dan Minas melonjak. Dia mengutip proyeksi Goldman Sachs yang menyebut minyak defisit pada bulan lalu. Lantas permintaan minyak dunia juga direvisi karena ada peningkatan permintaan dari Tiongkok.

’’Ada penurunan produksi minyak dari negara-negara non-OPEC,’’ katanya. Berdasar data International Energy Agency (IEA), pada April, produksi minyak negara non-OPEC turun 0,125 juta barel per hari (bph) menjadi 56,6 juta bph. Produksi Amerika Serikat juga turun 58 ribu bph menjadi 8,77 juta bph.

BACA JUGA: Emiten Tambang Mulai Bergairah, Laba Tumbuh Tipis

Selain itu, Kementerian ESDM mencatat gangguan produksi sampai 1,5 juta bph di Kanada, Nigeria, dan Ghana. Gangguan produksi tersebut ikut memengaruhi perubahan harga ICP.

Salah satu gangguan itu adalah kebakaran hebat di Fort McMurray-Kanada yang memicu dihentikannya produksi 1,2 juta bph. ’’Beberapa perusahaan minyak Nigeria juga mengumumkan kondisi force majeure,’’ tuturnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, kondisi oil rig dunia, kecuali Tiongkok dan negara-negara bekas Uni Soviet, turun sampai 71 rig. Saat ini oil rig yang berfungsi untuk mengebor dan memproduksi minyak turun 1.057 rig.

Salah satu yang mencolok terjadi di AS. ’’Jika dibandingkan dengan April, turun sampai 16 rig menjadi 316 rig,’’ ungkapnya.

Wirat menambahkan, perubahan harga minyak di negara-negara Asia Pasifik lebih detail disebabkan beberapa hal. Misalnya, produksi minyak Tiongkok yang turun sampai 5,6 persen menjadi 4,04 juta bph. Konon, penurunan itu menjadi yang terendah sejak Juli 2013.

’’Akibatnya, ada peningkatan permintaan minyak Tiongkok yang dipicu kebijakan pemerintah dan proyeksi peningkatan GDP oleh IMF,’’ ujarnya. Sementara itu, peningkatan Minas umumnya terjadi karena peningkatan penawaran di Rim Trading Board dan Platts Market On Close. (dim/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Diminta Segera Wujudkan Holding BUMN Energi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler