Inilah Track Record AM Versi Pengamat!

Kamis, 22 April 2010 – 20:36 WIB

JAKARTA - Pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI), Bonny Hargens yakin Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan keluarganya tidak akan memberi dukungan pada Andi Mallarangeng (AM) untuk jadi Ketua Umum PD

"Keyakinan bahwa SBY dan keluarga tidak akan mendukung AM tentu saja berdasarkan track record yang dimiliki AM 10 tahun belakangan," kata Bonny, di Jakarta, Kamis (22/4)

BACA JUGA: Marzuki Dituding Cari Alasan

Sebaliknya, lanjut Bonny, akan menjadi malapetaka besar bagi SBY dan keluarga bahkan PD sendiri jika mendukung AM dengan cara melupakan prilaku AM yang pragmatis minus loyalitas.
 
Lebih detail Bonny mengungkap prilaku trio Mallarangeng yang pragmatis dan minim loyalitas itu dalam panggung politik praktis
"Rizal Mallarangeng dengan mudahnya berkhianat pada Taufiq Kiemas (TK) dan PDIP yang notabene adalah orang dan partai yang memberinya jalan pada pilpres 2004

BACA JUGA: FPDIP Apresiasi Dirut PLN

Rizal berada di kubu Megawati dan PDIP sementara Andi berdiri dikubu SBY
Untungnya TK bisa melupakan hal itu, tapi tidak bagi orang PDIP."
 
Pada pilpres 2009 lanjut Bonny, Rizal menyerang Capres dari Golkar Jusuf Kalla dan Partai Golkar

BACA JUGA: Markus Pajak Di Semua Lini

Lucunya, Rizal bergabung dengan Partai Golkar dan diangkat sebagai salah satu pengurus teras"Masyarakat pun saat itu bertanya-tanya mengapa musuh yang selalu menyerang Golkar kemudian bisa didudukkan sebagai pengurus," jelasnya.
 
Keanehan lainnya juga terjadi disaat Rizal dan lembaga konsultan politik FOX Indonesia menggarap Ketua Umum PAN saat itu Soetrisno Bachir yang berambisi menjadi presiden"Soetrisno Bachir beriklan besar-besaran yang dikabarkan menghabiskan dana ratusan miliar? Itu yang mengerjakan adalah FOXTapi ingat juga bahwa setelah itu justru Rizal yang beriklan untuk menjadi presidenSoetrisno saat itu konon marah besar," ungkap Bony.
 
Sementara Andi sebelum bergabung dengan SBY adalah pendiri PDK bersama Ryaas Rasyid yang notabene sebagai partai baru dan menjadi pesaing PD ketika itu"Dia keluar dari PDK karena PDK mengusung WirantoAlasan Andi dia tidak setuju dengan Wiranto karena berasal dari militerTapi apa yang terjadi kemudian? Dia justru mendukung SBY yang juga dari militerPolitik adalah ideologi, Andi jelas dengan contoh ini tidak memiliki ideologi," imbuhnya.
 
Bonny juga menyebut Andi sebagai manusia yang selalu memiliki ambisi besar dan tidak pernah puas"Sikap itu bisa dilihat dari keinginannya melepaskan tanggungjawabnya sebagai Mentri Pemuda dan Olahraga"Memangnya ada prestasi dia selama memimpin Kementrian Pemuda dan Olahraga, sehingga dia mau meninggalkan jabatan itu untuk menjadi ketua umum? Belum berprestasi sudah mau main dilevel yang lebih tinggiSaya pikir dia mau jadi capres di 2014 nanti," kata Bonny lagi.
 
Hal lain yang paling tidak pantas mereka usung sampai sekarang adalah mengklaim keberhasilan PD dan SBY pada pemilu lalu sebagai keberhasilan Fox IndonesiaBanyak parpol pendukung dan juga internal PD marah karena pengelolaan seluruh kegiatan partai yang memiliki anggaran besar buat mensukseskan SBY-Boediono diambil alih mereka, padahal kader PD bersama partai koalisinya lah serta nama besar SBY sendiri yang menentukan kemenangan demokrat ketika itu, imbuhnya.
 
"Fakta tersebut sudah cukup meyakinkan saya bahwa pada akhirnya SBY dan keluarga tidak mendukung AM dalam pemilihan Ketua Umum Partai Demokrat dalam Kongres II PD akhir Mei mendatang," tegas Bonny(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Aturan Incumbent Harus Mundur Dimatangkan Lagi


Redaktur : Soetomo Samsu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler