jpnn.com - KEBERADAAN vending machine (VM) yang menjual minuman dan majalah belum terlalu populer di Indonesia. Tapi di beberapa titik, VM sudah mulai bermunculan. Misalnya di stasiun kereta maupun mal.
Banyak yang mengeluhkan bahwa bertransaksi dengan VM tidak mudah. Misalnya uang yang jelek akan ditolak, tidak ada kembalian dan lainnya. Karena itu, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) pun mulai berpikir untuk melakukan inovasi dalam bidang ini.
BACA JUGA: Buku Tentang Komunisme siap Dilenyapkan
“Mereka punya masalah itu. Kemudian, terpikir untuk tidak pakai tunai. Kita pakai Flazz sebagai gantinya,” ungkap Senior Manajer Pengembangan Dana dan Jasa, BCA, Ferry Winarta.
Menurutnya, ada beberapa keuntungan menggunakan Flazz, konsumen tak perlu lagi repot menghitung uang bila harganya bervariasi dan tidak perlu repot menyiapkan uang untuk kembalian.
BACA JUGA: Hanura Akui Pelaporan Keuangan Kunker DPR Kurang Baik
Melalui pembayaran non tunai, kata Ferry, proses bisa lebih efisien dan tak perlu bingung dengan harga. Dalam kerja sama dengan pemilik VM, pihak BCA hanya menyedikan sistem pembayaran, sedangkan urusan penentuan harga ada di tangan pemilik VM.
“Saat ini, prioritas penempatan VM ada di sekolah maupun kampus yang sudah co-branding dengan BCA serta di stasiun,” ujarnya.
BACA JUGA: Kunker Berpotensi Rugikan Negara, FITRA Salahkan Setjen DPR
Saat ini, sudah ada 45 mesin VM tersebar di Jabodetabek, dengan komposisi 40 mesin VM minuman dan 5 mesin VM majalah.
“Kita juga sedang mengembangkan VM untuk menjual kartu Flazz serta untuk isi saldonya. Saat ini VM Flazz sudah ada 30 mesin di lokasi-lokasi myBCA dan jumlah tersebut akan terus bertambah,” ungkap Ferry.
Ferry bilang, saat ini penggunaan Flazz tiap bulannya sekitar 8 juta transaksi dan paling banyak digunakan untuk e-ticket untuk transportasi umum, seperti KRL Commuter Line Jabodetabek dan bus TransJakarta. (adv/bca)
BACA ARTIKEL LAINNYA... HNW Minta Pemerintah Jelaskan soal Uang Tebusan
Redaktur : Tim Redaksi