Inpres Joe Biden Singgung Batu Bara, Indonesia Bakal Kena Efeknya

Kamis, 22 April 2021 – 05:20 WIB
Dradjad H Wibowo. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Ekonom Dradjad H Wibowo mengingatkan Pemerintah RI mengantisipasi efek Executive Order (EO) 14008 yang dikeluarkan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada 27 Januari lalu.

Sebab, instruksi Biden tentang kebijakan AS dalam mengantisipasi ancaman krisis iklim itu bakal berdampak signifikan bagi ekonomi Indonesia.

BACA JUGA: Takut Digantung Komunis, Legislator Amerika Minta Joe Biden Jegal Perusahaan China

Dradjad menyatakan bahwa Biden tidak menggunakan istilah climate change (perubahan iklim) dalam EO itu.

"Biden sudah pakai istilah climate crisis (krisis iklim, red). Ini efeknya luar biasa besar," ujar Dradjad dalam diskusi daring bertema "Sustainable Development Goals (SDGs), Pengelolaan Hutan Lestari dan Masa Depan Indonesia", Rabu (21/4).

BACA JUGA: Jokowi Harap Batu Bara Mentah Tidak Diekspor Lagi

Ketua umum Indonesian Forestry Certification Cooperation (IFCC) itu memaparkan salah satu isi EO 14008 ialah ketentuan tentang listrik yang dihasilkan batu bara.

Kebijakan itu juga melarang lembaga keuangan AS membiayai proyek pembangkit listrik berbasis batubara (financing coal).

BACA JUGA: Selamat, Dradjad Wibowo Terpilih Jadi Board Member PEFC

Dradjad memerinci kapasitas pembangkit listrik berbahan bakar fosil di Indonesia mencapai 55.216 megawatt (MW) pada 2020.

Dari jumlah itu, pembangkit listrik berbahan bakar batu bara menyumbang 31.827 MW (50,4 persen).

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) itu menegaskan bahwa AS tak akan mau membeli produk yang dibuat menggunakan energi listrik dari batu bara.

"Saat ini Indonesia dan Tiongkok masih pakai batu bara. Biden pintar, EO ini jadi alat perang dagang dengan Tiongkok," ulas Dradjad.

Oleh karena itu, Dradjad mengajak pemerintah dan masyarakat Indonesia makin peduli pada isu lingkungan.

Mantan ketua Dewan Informasi Strategis dan Kebijakan (DISK) Badan Intelijen Negara (BIN) itu menyatakan EO 14008 harus jadi pemicu bagi Indonesia.

"Kita enggak bisa lagi business as usual (berbisnis seperti biasa, red). Kita harus terpicu ke energi bersih," ucap Dradjad.

Jika Indonesia dianggap sebagai perusak hutan, kata Dradjad, maka produk-produk nasional pun tak akan laku di luar negeri. Hal sebaliknya terjadi apabila Indonesia dianggap peduli pada kelestarian hutan.

"Ketika Indonesia dianggap merusak hutan, kita akan diboikot. Begitu kita dianggap good boy, kita naik lagi," kata board member Programme for the Endorsement of Forest Certification (PEFC) yang bermarkas di Jenewa, Swiss itu. (ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dradjad Wibowo: Uang untuk Bank Jangkar Itu Kecil Sekali


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler