jpnn.com - INSTAGRAM akan memblokir konten yang mempromosikan apa yang disebut 'terapi konversi' praktik yang bertujuan mengubah identitas gender pada LGBT, menyusul meningkatnya permintaan untuk melarang praktik tersebut.
Media sosial milik Facebook itu awal tahun ini mengumumkan tidak akan lagi mengizinkan iklan untuk layanan terapi konversi, yang berisi seputar konseling hingga "doa untuk menjauhkan diri dari gay."
BACA JUGA: Waah, LGBT jadi Pemicu Banyak Janda Baru
"Kami tidak mengizinkan serangan terhadap orang-orang berdasarkan orientasi diri atau identitas gender," ujar Direktur Kebijakan publik Instagram untuk Eropa, Timur Tengah dan Afrika, Tara Hopkins, dikutip dari Reuters, Sabtu.
"(Kami) memperbarui kebijakan kami untuk melarang promosi layanan terapi konversi," dia melanjutkan.
BACA JUGA: Waspada! Candaan Meniru Perilaku LGBT di Televisi Bisa Berdampak Buruk pada Anak
Juru bicara Instagram mengatakan akan membutuhkan waktu untuk memperbarui semua kebijakan dan konten yang ditandai pengguna mungkin tidak segera bisa dihapus.
Bulan lalu, pakar independen PBB tentang identitas gender menyerukan larangan global terhadap terapi konversi, menyebut praktik tersebut "kejam, tidak manusiawi dan merendahkan martabat."
Saat ini semakin banyak negara, termasuk Amerika Serikat, Kanada, Chili dan Meksiko, sedang meninjau undang-undang mereka.
Brazil, Ekuador dan Malta memiliki larangan secara nasional untuk terapi konversi, sementara Jerman, pada bulan Mei, melarang praktik tersebut.
"Langkah Instagram adalah angkah ke arah yang benar, tetapi kami harus menunggu dan melihat tindakan seperti apa yang mereka ambil," ujar salah satu pendiri kelompok yang mengampanyekan larangan terapi konversi, Harry Hitches.
Kelompok larangan terapi konversi tersebut mengirim surat terbuka kepada Menteri Perempuan dan Kesetaraan Inggris Liz Truss, mendesaknya untuk membuat larangan yang benar-benar efektif terkait terapi konversi untuk semua lesbian, gay, trans dan orang-orang dengan gender yang berbeda di Inggris.
Di antara mereka yang menandatangani surat itu adalah musisi Elton John, penyanyi Dua Lipa, serta penulis dan aktor Stephen Fry.
Dalam sebuah survei global terhadap 1.641 orang yang selamat dari terapi konversi yang diterbitkan oleh PBB pada bulan Mei, sebanyak 46 persen mengatakan para pelaku praktik terapi konversi menyebut diri mereka sebagai penyedia kesehatan medis dan mental, sementara 19 persen mengatakan mereka dari lembaga keagamaan dan dari pengobatan tradisional.
Bisi Alimi, aktivis LGBT+ Nigeria yang menjalani terapi konversi pada usia 16 tahun, menyambut baik larangan itu, tetapi mengatakan praktik tersebut telah lama ada. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia