Waah, LGBT jadi Pemicu Banyak Janda Baru

Rabu, 12 Februari 2020 – 11:35 WIB
ilustrasi perceraian. Foto: Radar Bogor

jpnn.com, BOGOR - Perceraian di Kota Bogor, Jawa Barat, tidak hanya didominasi persoalan ekonomi atau pelakor dan pebinor.

Ternyata lebih dari itu, alasan Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) juga mulai muncul ke permukaan dengan menyumbang angka perceraian.

BACA JUGA: Ada 3.456 Kasus Perceraian, Salah Satu Alasan karena Masalah Medsos

Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Bogor Klas IA, Agus Yuspiain mengakui, pihak ketiga memang ikut menjadi pemicu perpisahan pasangan yang berumah tangga.

Hanya saja, setahun belakangan ia menemukan salah satu fenomena yang langka. Pihak ketiga yang hadir justru dari kalangan sesama jenis, entah itu dari pihak suami atau dari sang istri.

BACA JUGA: Banyak Kasus Poligami jadi Pemicu Perceraian

Agus menambahkan, prahara langka semacam itu bisa ketahuan dari penjelasan masing-masing pasangan. Itu lantaran pasangan harus menjalani sidang perceraian dengan mengajukan alasan logis sembari membuktikannya.

Beberapa di antaranya terkuak memiliki pasangan sebagai pihak ketiga yang mengganggu jalannya kehidupan berumah tangga. Jumlahnya pun mencapai kisaran 10 pasangan dalam setahun terakhir ini.

BACA JUGA: Cekcok Berujung Maut, Suami Tikam Istri Delapan Kali

Alurnya justru membuat geleng-geleng kepala. Karena perkaranya berasal dari gugat cerai yang dilayangkan pihak perempuan sendiri.

Bahkan, biasanya setelah rumah tangga mereka memiliki anak. Menurut Agus, sangat jarang laki-laki melayangkan talak cerai kepada perempuan secara langsung karena alasan itu.

“Kebanyakan yang punya pasangan selingkuh itu dari pasangan perempuan. Jadi, mereka cerai karena si istri mengakunya sering mengalami kekerasan atau bertengkar di rumah. Tetapi, setelah di persidangan, si suami didatangkan untuk hak jawabnya, ternyata ketahuan kalau perempuannya malah yang punya pasangan lain. Suka dengan perempuan lain,” bebernya, saat ditemui di kantornya, Senin (10/2).

Kejadian semacam itu memang menjadi akar dari prahara rumah tangga. Tak jarang, persoalan ekonomi yang menjadi penyebab pertengkaran bermula dari perselingkuhan.

Itu lantaran pasangan sesama jenisnya ikut menggerogoti anggaran, yang seharusnya menjadi bagian dari rumah tangga.

“Kalau sudah masuk ranah persidangan, cenderung susah kalau suami atau istri begitu diislahkan. Karena ada di antara pasangan perempuan itu malah mengancam bunuh diri kalau tidak diputus,” ungkapnya lagi. (mam/c/radarbogor)

 


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler