BACA JUGA: Kebebasan Beragama dengan Dua Sisi
Laporan tim investigasi menyebutkan, tuduhan pemerasan nelayan Negeri Jiran oleh petugas DKP Kepri itu tidak terbukti."Itu adalah provokasi aparat Malaysia untuk mengalihkan isu," ujar Dirjen Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan KKP, Aji Sularso, di Jakarta, Minggu (12/8) kemarin.
Provokasi itu dilakukan Aparat Polis Diraja Malaysia (PDRM) dengan menyebarkan dokumen Berita Acara Pemeriksaan (BAP) penangkapan tiga petugas DKP Kepri
BACA JUGA: Obama Bilang, AS Tak Akan Perangi Islam
Dokumen 10 halaman itu berkop Markas Pasukan Gerakan Marin PDRM Johor, tertanggal 15 Agustus 2010, dan ditandatangani Kalaichelvan Nadarajah Timbalan Komander Pasukan Gerakan Marin Wilayah 2 PDRM 81200 Tampoi Johor.Pasal penculikan dituduhkan kepada petugas DKP atas dasar permintaan uang kepada keluarga nelayan Malaysia melalui SMS
BACA JUGA: Lagi-lagi Israel Serang Jalur Gaza
Polisi Malaysia menuduh SMS itu dikirim oleh oknum petugas DKP.Dalam laporan investigasi yang digawangi BIN, terbukti bahwa pria bernama Harun dan nomor KTP dimaksud tidak ditemukan alias fiktifNomor HP yang diduga digunakan untuk memeras juga tidak eksis"Petugas DKP tidak pernah memeras atau meminta tebusan, baik langsung atau tidak langsung," tulis pernyataan itu.
Laporan investigatif tersebut menyebutkan, berita bohong itu diedarkan untuk menutupi fakta bahwa oknum aparat Malaysia menangkap petugas DKP di wilayah RIBahkan ada bukti bahwa mereka menelanjangi dan memborgol PNS itu layaknya pelaku kriminal.
Ketika ditemui di kediamannya, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad berkomitmen bahwa pihaknya tidak akan melakukan penangkapan terhadap nelayan Malaysia jika melewati perairan batas RIPetugas DKP hanya akan menggiring mereka masuk kembali ke wilayah Malaysia.
"Jadi, jika nelayan kecil Malaysia masuk perairan Indonesia, akan kita dorong kembali ke perairan merekaSebaliknya kita juga berharap jika ada nelayan kita masuk ke perairan mereka, agar tidak ditangkap, tapi didorong ke perairan kita lagi," kata Fadel.
Fadel mengaku sudah membicarakan mengenai batas wilayah perairan, tapi nampaknya sampai hari ini perlu ada pertemuan selanjutnyaSembari menunggu pertemuan itu, Fadel ingin bertemu Presiden dan membahas kerjasama ekonomi dengan Malaysia terutama untuk menyelamatkan nelayan lokal.
"Harus disiasati agar kita tidak merugi dari kegiatan ilegal di perbatasan," pungkas mantan Gubernur Gorontalo itu(zul-jp)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pipa Gas Meledak, San Bruno Membara
Redaktur : Tim Redaksi