Intensitas Hujan Tinggi, Warga Wasior Was-was

Jumat, 24 Januari 2014 – 03:25 WIB

jpnn.com - MANOKWARI - Tingginya intensitas Hujan akhir-akhir ini, membuat cemas warga di Kabupaten Teluk Wondama.  

"Warga takut sungai-sungai yang berada di Kabupaten tersebut akan kembali meluap dan menerjang rumah-rumah warga,"  kata Edu Kamodi, warga setempat, kepada  Radar Sorong (grup JPNN) kemarin.

BACA JUGA: Pemandu Karaoke Disawer Cukong Kayu Rp 10 Juta

Di Wondama kata Edu, terdapat sebanyak delapan sungai besar dan kecil. Kedelapan sungai tersebut, masing-masing memiliki potensi untuk hadirnya bencana banjir sebagaimana yang pernah terjadi pada Oktober 2010 silam.

"Bukan hanya air, setiap kali banjir datang, batu-batu besar pun ikut turun sehingga kami sangat kuatir," kata warga kampung Maniwak ini.

BACA JUGA: Ganjar: Isu Kedung Ombo Dibuka Hoax

Saat ini setiap kali hujan datang, lanjut Edu warga beramai-ramai menyimpan dan segera berlarian mencari tempat  yang aman untuk mereka berteduh dan menghindari ancaman terjangan banjir.

Dijelaskan, meski beberapa waktu lalu pemerintah sudah mulai membangun tanggul di sungai-sungai yang ada namun kata Edu,  hal itu tidak cukup berarti untuk mengurangi potensi meluapnya air sungai.

BACA JUGA: Harga Sembako Terus Melejit

Menyusul kondisi tersebut Edu mengajak masyarakat Wondama yang saat ini berada di daerah-daerah untuk kembali ke Wondama guna memikirkan kondisi Wondama saat ini.

"Orang-orang yang ada disini sudah tidak mampu, untuk itu saya mengajak orang-orang pintar dari Wondama yang saat ini diluar Wondama untuk pulang dan membangun daerah ini," serunya.

Sebelumnya Koordiator Komunitas Masyarakat Adat Papua Anti Korupsi (Kampak) Papua Barat, Viktor Betay mengatakan sudah saatnya pusat kota Kabupaten Teluk Wondama direlokasikan ke daerah lain di Wondama.

Mengingat, distrik Wasior dan sejumlah distrik di sekitar Wasior Kabupaten tersebut merupakan daerah yang sangat rentan terhadap ancaman banjir bandang.

"Harus belajar dari pengaman tahun 2010 saat kota Wasior dan sejumlah wilayah di sekitarnya rata disapu banjir jangan sampai peristiwa itu terulang kembali," katanya.

Ia menambahkan, saat ini Kampak masih terus mengawal penyelidikan kasus dugaan korupsi pada proyek rehabilitasi dan rekonstruksi Wondama pasca banjir 2010 lalu. Salah satunya penyelidikan pada perkara dugaan korupsi pembangunan hunian tetap (Huntap) yang memakan anggaran hingga ratusan miliar.

" Pembangunan tahap kedua proyek rehab rekon belum bisa dimulai karena tahap pertama bermasalah. Saat ini penyelidikan masih dilakukan oleh pihak Kejaksaan Negeri Manokwari. Kami akan terus mengawalnya," kata Viktor saat itu.(sr)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Demo Jalan Rusak, Mahasiswa dan Polisi Adu Jotos


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler