Investasi dengan Dana Haji Diributkan, Kagak Malu Ketinggalan dari Malaysia?

Sabtu, 05 Agustus 2017 – 20:58 WIB
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Brodjonegoro. FOTO: Dok. JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Bambang Brodjonegoro merasa heran lantaran masih banyak masyarakat yang meributkan dana haji untuk diinvestasikan. Padahal, negara tetangga seperti Malaysia sudah melakukannya sejak tahun 1963.

Bambang menjelaskan, Malaysia sudah sejak lama membentuk Lembaga Tabung Haji Malaysia (LTHM). Tugasnya adalah menyimpan dana haji, menyediakan jasa operasional dhaji dan menginvestasikannya.

BACA JUGA: Duh, Teganya Bu Sri Mulyani Sebut Rakyat Indonesia Bermental Gratisan

Saat ini LTHM mengelola dana USD 14 miliar atau Rp 180 triliun. Jumlah itu jauh di atas Indonesia yang hanya Rp 99,34 triliun. 

Selanjutnya, LTHM menginvestasikan dana haji ke berbagai instrumen seperti sukuk, surat berharga komersial, infrastruktur dan lain-lain yang memberi jaminan keuntungan.

BACA JUGA: Calon Haji Bersusah Payah Kumpulkan BPIH, Pemerintah Harus Menjaganya

"Hampir separuh di bawah Malaysia kalau kita lihat alokasi aset dari tabung haji malaysia per Desember kebanyakan di pasar modal, fixed income dan instrumen keuangan lainnya. Nah ini sebelah kanan (Malaysia, red) detail dari instrumen yang mereka lakukan, bahkan mereka sudah punya anak perusahaan," ujarnya dalam diskusi Forum Merdeka Barat di Jakarta, Sabtu (5/9).

Lebih lanjut Bambang yang juga ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) mengatakan, Malaysia bahkan telah menginvestasikan dana hajinya sampai ke luar negeri. Seperti di Australia, Korea Selatan, Hongkong, Taiwan, Filipina dan juga Indonesia.

BACA JUGA: BPIH Memang Sulit Diturunkan, tapi Dana Haji Bisa Dioptimalkan

"Kalau yang domestik itu sektornya adalah ada perdagangan jasa. Kemudian ada terkait infrastruktur ketenagalistrikan konstruksi, dan perumahan, itu adalah alokasi investasi tabung haji Malaysia di malaysianya sendiri," tutur mantan menteri keuangan itu.

Lebih lanjut Bambang mengatakan, hasil dari investasi tersebut memberi keuntungan sebesar Rp 8 triliun per tahunnya. Pendapatan itu membuat Malaysia fokus melayani sistem hajinya dengan sangat baik.

"Karena mereka fokus di sektor seperti properti  perkebunan, konsesi dan pembangunan infrastruktur, dan yang hebat nanti BPKH (Badan Pengelola Keuangan Haji, red) bisa melakukan seperti ini," tandasnya.(cr4/JPC)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dana Haji Jadi Polemik, Jokowi Bisa Kantongi Keuntungan Politik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler