“Peningkatan tertinggi terjadi pada impor barang konsumsi, sebesar 48,8 persen
BACA JUGA: RI-RRT Target Investasi US$ 50 M
Walau hanya berkontribusi sebesar 7,4 persen terhadap total impor periode Januari-September 2010,” kata Mahendra, di Jakarta, Rabu (10/11).Kenaikan juga terjadi pada impor bahan baku atau bahan penolong
BACA JUGA: Pencairan Anggaran Bebas Pungutan
Pemerintah bangga karena kenaikan nilai impor juga terjadi pada barang modal, yaitu naik 30,9 persen.Menurut Mahendra, meningkatnya permintaan impor bahan baku, barang penolong, dan barang modal merupakan respon terhadap kenaikan investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 33,4 persen selama Januari-September 2010.
Mengenai impor bahan baku atau penolong selama Januari-September 2010, lanjut Mahendra, proporsinya mengalami peningkatan, dari 71,4 persen menjadi 72,8 persen
Dia mengatakan, untuk impor non-migas Indonesia selama September 2010, mengalami menurunan sebesar 24,2 persen atau menjadi USD 7,5 miliar, dibanding bulan sebelumnya
BACA JUGA: Listing IPO KS Tergantung Tim Evaluasi
Akan tetapi, terjadi peningkatan 22,6 persen bila dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2009Selain itu, nilai impor periode Januari-September 2010 mencapai USD 77,8 miliar, tidak jauh berbeda dibanding kondisi normal (Januari-September 2008) yang tercatat USD 75,5 miliar.(cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Siapkan Skema Permodalan
Redaktur : Tim Redaksi