jpnn.com - JAKARTA – Biaya untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir tidak sedikit.
Pemerintah mesti menggelontorkan Rp 70 triliun untuk membangun PLTN.
BACA JUGA: 2017, Jasa Marga Naikkan Tarif 7 Ruas Tol
Namun, hingga saat ini pemerintah belum memutuskan untuk membangun pembangkit listrik tersebut.
Kepala Badan Tenaga Listrik Nasional (Batan) Djarot S Wisnubroto menerangkan, nominal Rp 70 triliun tersebut mengacu pada pembangunan PLTN di Uni Emirat Arab.
BACA JUGA: Kredit Perbankan Sudah Terkumpul Rp 4.178,6 Triliun
"Untuk membangun bangun PLTN contoh Uni Emirat Arab itu membutuhkan Rp 70 triliun untuk 1 PLTN berdaya 1.400 MW," kata Djarot.
Dia mengatakan, harga jual listrik dari PLTN cukup kompetitif. Hal itu berdasarkan perhitungan PT PLN.
BACA JUGA: BNI Syariah Mudahkan Jemaah Bertransaksi Nontunai
"Harga listrik PLN pernah hitung 6-8 sen dolar per kwh jadi mungkin cukup kompetitif," tambah dia. Dia menerangkan, terkait kesiapan membangun PLTN, Indonesia telah memiliki modal.
Modal itu berupa perguruan tinggi yang memiliki pembelajaran soal nuklir. Sebut saja Universitas Gadjah Mada (UGM), Intitut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Indonesia (UI).
Terkait wilayah, Batan telah melakukan studi di beberapa daerah Indonesia.
Salah satu acuan tempat yang layak untuk pembangunan PLTN ialah wilayah tersebut harus minim potensi gempa.
"Yang sudah dilakukan studi tapak itu Jepara dan Bangka. Yang punya keinginan Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Otoritas Batam," imbuh dia. (lum/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tax Amnesty, BNI Himpun Uang Tebusan Rp 7,6 triliun
Redaktur : Tim Redaksi