Investasi Rp 4000 Triliun Hingga Tahun 2014

Kamis, 29 Desember 2011 – 07:56 WIB

Program pembangunan infrastruktur dalam Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang dirancang Menko Perekonomian Hatta Rajasa ini hingga 2014, membutuhkan dana Rp 4000 TriliunWow, angka yang spektakuler, dan harus dipikirkan dengan pintar

BACA JUGA: Perkuat Domestik, Jawaban Krisis Global

  JELAS, dana sebanyak itu tidak bisa dengan mudah ditutup dengan APBN yang masih berada di kisaran Rp 1.200 triliun per tahun
Inilah yang harus terus dicarikan solusi kreatifnya

BACA JUGA: Ground Breaking 91 Mega Proyek Senilai Rp 461 T

Pemerintah membuka pintu seluas-luasnya bagi pihak swasta, baik lokal maupun asing, untuk berpartisipasi dalam program MP3EI yang disusun hingga tahun 25 tahun ke depan itu.

Sepanjang 2011 ini, pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menjajakan program MP3EI ke berbagai negara
Sebut saja Tiongkok, Korea Selatan, dan Rusia

BACA JUGA: Jamin Stok Beras Aman

Negara-negara tersebut sangat antusias menyambut program pembangunan nasional yang komprehensif dan memiliki velue bisnis masa depan yang memikat.

Diperkirakan, investasi asing berupa FDI (Foreign Direct Investment) yang akan masuk hingga 2014 sebesar USD 150 miliar, ditambah swasta nasional USD 150 miliar, BUMN berkomitmen mengucurkan Rp 900 triliun, dan dari APBN Rp 755 triliun.

:TERKAIT Sejak peogram MP3EI diluncurkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Mei hingga Desember 2011, sebanyak 91 proyek utama dan infrastruktur sudah diresmikanTotal nilai proyeknya Rp 461,6 triliunSedangkan proyek-proyek yang akan di-groundbreaking pada Januari-Desember 2012 sebanyak 73 proyek utama dengan nilai Rp 359,1 triliun“Capaian ini sudah luar biasa, dan akan terus berkembang,” ujar Hatta.

Proyek-proyek tersebut tidak hanya menumpuk di Pulau Jawa, tetapi merata di seluruh wilayah Indonesia yang dibagi ke dalam enam koridorSalah satunya proyek pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) mineral dan batu bara di kawasan industri Sulawesi Tenggara yang merupakan koridor Sulawesi.

Jilin Horoc Non-Ferrous Metal Group Ltd, perusahaan asal Tiongkok dan mitra lokalnya, PT Billy Indonesia serta perusahaan pemerintah daerah Sulawesi Tenggara yang membangun proyek tersebutPenandatanganan kerjasama (MoU) dilakukan pertengahan November 2011 lalu.

Perusahaan asal Tiongkok itu menanamkan modalnya sebesar USD 6 Miliar untuk membangun tambang nikel di kawasan industri berbasis mineral di Sulawesi TenggaraPendanaannya didukung oleh Bank of TiongkokJilin Horoc menggelontorkan investasi sebesar itu untuk pengolahan 100.000 ton nikel dan pembangunan pembangkit listrik 1000 watt.

Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam bersyukur karena daerahnya dipilih sebagai lokasi proyek tersebutTambang nikel yang disertai pembangunan industri pengolahannya akan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, terutama tenaga kerja lokalProyek yang masuk dalam MP3EI itu membantu menurunkan angka pengangguran dan meningkatkan perekonomian daerah.

Nur Alam juga meminta pemerintah pusat menetapkan daerahnya sebagai salah satu pusat pertambangan nasional dalam program MP3EIKarena Sulawesi Tenggara memiliki banyak cadangan mineralMisalnya cadangan nikel saat ini sebanyak 97,4 miliar ton, emas 1,125 juta ton, dan aspal 3,8 miliar ton.

”Cadangan batu bara, minyak bumi dan permata pun banyak, tapi belum tergarap secara maksimal,” kata GubernurKarena belum tergarap, kekayaan alam Sulawesi Tenggara belum bisa digunakan secara maksimal untuk kesejahteraan rakyatJika dijadikan sebagai pusat pertambangan nasional, lanjutnya, diharapkan kekayaan mineral Sulawesi Tenggara bisa tergarap dengan baik.

Pengamat Ekonomi dari Universitas Indonesia (UI), M Chatib Basri meminta pemerintah fokus terhadap proyek-proyek yang memberi dampak langsung terhadap masyarakatSehingga publik percaya dengan program MP3EI karena mereka merasakan manfaatnya”MP3EI program yang bagus, tapi jangan sampai berhenti hanya di atas kertas,” katanya.

Karena itu, lanjut Wakil Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) ini, proyek-proyek MP3EI harus diawasi secara betulSemua proyek harus berjalan dengan baik, jangan mandek di tengah jalan”Kalau ada yang bisa selesai pada 2012, itu lebih bagusNanti masyarakat akan melihat proyek ini benar-benar berjalan dan memberi manfaat,” katanya(dri)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dorong Pengusaha Menengah Baru


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler