Investor Lepas Portofolio, IHSG Ambruk ke Zona Merah

Sabtu, 10 September 2016 – 08:22 WIB
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) berakhir di zona merah dalam penutupan sesi perdagangan Jumat (9/9) kemarin. Salah satu penyebabnya ialah aksi investor yang melepas portofolio ketimbang menaruh dalam bentuk saham.

Indeks terkoreksi 89,16 poin (1,66 persen) menjadi 5.281. Indeks saham LQ45 merosot 1,99 persen ke posisi 906,47. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah.

BACA JUGA: Wow! Proyek Prestisius Tommy Soeharto

Sebanyak 231 saham tertekan. Sebanyak 74 saham menguat dan 81 saham tidak bergerak. Indeks sempat berada di level tertinggi 5.358 dan terendah 5.281,91. Transaksi perdagangan  cukup ramai dengan frekuensi 232.083 kali pada volume 6,2 miliar senilai Rp 7,4 triliun.

Investor asing melakukan aksi jual sejumlah Rp 930,88 miliar. Secara sektoral, sepuluh sektor melemah. Sektor barang konsumsi minus 2,39 persen, dan membukukan penurunan terbesar.

BACA JUGA: Hemat Biaya Rp 6,8 triliun Himbara Sinergikan Sistem Pembayaran

Disusul sektor manufaktur anjlok 1,84 persen dan sektor keuangan defisit 1,75 persen. Saham-saham menguat antara lain Into Bangui Sejahtera (IBST) naik 17,22 persen menjadi Rp 2.280, Bali Towerindo (BALI) surplus 15,29 persen ke Rp 980, dan saham Electronic City (ECII) menebal 3,96 persen ke Rp 525.

Saham-saham merosot antara lain Golden Energy Mine (GEMS) melepuh 10 persen ke Rp 1.710, Pelayaran Nelly (NELY) anjlok 9,89 persen menjadi Rp 82, dan saham BK Ina Perdana (BINA) terpeleset 9,63 persen ke Rp 244.

BACA JUGA: ASDP Gandeng PT PP Kembangkan Kawasan Komersial

Bursa Asia ditutup bervariasi. Indeks Hang Seng Hong Kong menanjak 0,75 persen ke 24.099, disusul indeks Nikkei Jepang naik 0,04 persen ke posisi 16.965.

Di samping itu, indeks Kospi Korea Selatan (Korsel) tergelincir 1,25 persen ke posisi 2.037,87, indeks Shanghai melemah 0,55 persen, indeks Singapura merosot 0,73 persen ke level 2.873, dan indeks Taiwan turun 1,06 persen ke 9.164.

”Pelaku pasar merealisasikan keuntungan untuk libur panjang. Aliran dana investor asing keluar relatif besar menambah beban Indeks. Namun untuk jangka panjang, Indeks masih potensial karena ekonomi Indonesia stabil,” tutur analis Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya. (far/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Galakkan Keuangan Syariah, OJK Libatkan Guru SMA


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler