"Mudah-mudahan tercapai
BACA JUGA: Narapidana Kabur, Sipir Terancam Dipecat
Apalagi didukung sistem informasi, promosi, dan publikasi online," kata Yadi Sabianoor.Disebutkan, pada tahun 2010, realisasi investasi di Kaltim sebesar Rp 17,8 triliun
BACA JUGA: 6 WNA Punya KTP Batam
Yadi Sabianoor menambahkan sebagian besar investor itu berasal dari Malaysia yang berencana menanamkan modalnya di bidang perkebunan dan perikanan di perbatasan Kaltim-Malaysia.
“Investor lebih banyak dari Malaysia karena komunikasi lebih mudah,” tuturnya.
Selain itu, tambah dia, rata-rata investor itu masih punya hubungan keluarga dengan Warga Negara Indonesia (WNI) di perbatasan, seperti di Nunukan. Menurut Yadi, ada investor yang sudah berencana membangun hotel di sana
BACA JUGA: 6 WNA Punya KTP Batam
Dia mengharapkan, masuknya investor Malaysia bisa mengembangkan daerah perbatasan
“Di Nunukan ada pelabuhan terpadu, di sana juga sudah dibangun pertokoanKalau Malaysia mau berinvestasi di situ lebih baik,” jelasnya.
Sementara di daerah perbatasan lain, seperti Kutai Barat (Kubar) dan Malinau, menurut Yadi, belum banyak investor Malaysia di sana“Kita belum ada kerja sama dengan Serawak (yang berbatasan dengan dua kabupaten itu, Red.)Kalau dengan Sabah, sudah ada kerja sama Sosial ekonomi Malaysia-Indonesia atau Sosek Malindo,” terang Yadi.
Dia mengatakan, dalam investasi, kedua pihak saling menguntungkan“Kita diuntungkan untuk percepatan pembangunan perbatasan,” katanya
Tapi, lanjut Yadi, dalam hal ini pemerintah pusat harus segera membangun infrastruktur agar perbatasan lebih berkembang.
Dia mengatakan, sistem informasi di badan yang dipimpinnya terkoneksi dengan yang ada di kabupaten/kotaPetugas di daerah dilatih memprogram, mengidentifikasi, merangkum, dan menyimpulkan informasi potensi daerahnya masing-masing
“Informasi dari kabupaten/kota itu yang jadi informasi potensi Kaltim yang akan kita jual,” katanya.(wan/ha/fuz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Didesak Aktifkan Gubernur Bengkulu
Redaktur : Tim Redaksi