Investor Taiwan Minat Bangun Pabrik CPO

Senin, 15 November 2010 – 08:19 WIB

TARAKAN – Satu pengusaha asal Taiwan tertarik menanamkan investasinya berupa pengembangan pabrik Crude Palm Oil (CPO) di TarakanNamun pengusaha tersebut meminta jaminan kesiapan lahan serta kemudahan birokrasi perizinannya

BACA JUGA: Bogor Goals Buat Perdagangan Bebas

Ketua DPRD Tarakan Effendhi Djuprianto mengatakan, saat berkonsultasi ke Dinas Perdagangan provinsi Jawa Timur di Surabaya, dirinya beserta ketua Disperindakop-UMKM Tarakan, Aleksandra, juga bertemu dengan pengusaha asal Taiwan itu


“Dalam pertemuan kami, kami juga jelaskan tentang potensi pengembangan usaha CPO di Tarakan, mereka (Taiwan) sangat tertarik

BACA JUGA: Estimasi Biaya Jembatan Selat Sunda Rp 250 T

Karena itu mereka minta kesiapan lahan untuk industrinya,” kata Effendhi yang kemarin masih berada di bandara Sepinggan, Balikpapan, sebelum kembali ke Tarakan.

Pengembangan pabrik CPO yang manfaatnya bisa diolah menjadi lebih dari 300 macam makanan jadi maupun kebutuhan industri lainnya ini sangat potensial jika dikembangkan di utara Kaltim
Mengingat banyaknya lahan dan tanaman kelapa sawit yang selama ini pengembangannya diinvestasikan untuk pabrik-pabrik di luar provinsi Kaltim

BACA JUGA: Kontrak PLTU Tenanraya Diteken Akhir November



Di samping itu, kebutuhan tenaga kerja juga dianggap tidak sulit karena masih banyaknya masyarakat yang bersedia menjadi tenaga kerja di bidang ini“Sangat potensial, apalagi akan membawa manfaat bagi masyarakat kita,” ungkap Effendhi.

Karena itu, Effendhi mengharapkan dukungan pemerintah kota agar dapat ‘mengejar’ investor tersebutMengenai lokasi pengembangan pabrik, Effendhi menegaskan harus sesuai tata ruang yang adaSelain itu, Effendhi juga tidak mau kejadian yang selama ini ada di lokasi proyek, seperti pelabuhan feri, bandara Juwata, atau lahan lantamal, harus terkatung-katung karena ketidak jelasan lahan

“Lokasi harus disterilkan betulMulai dari lurah hingga asisten pemerintahan harus betul-betul menyelesaikan lahan ini,” ucapnya.
Besarnya keinginan mengembangkan industri pertanian di Tarakan saat ini ditopang juga karena semakin menipisnya ketersediaan minyak dan gas yang selama ini menjadi aset berharga bagi pembangunan Tarakan

“Kalau tidak dimulai dari sekarang, baik itu industri pertanian maupun perikanan, seperti pabrik pengalengan ikanKita tidak akan siap saat minyak dan gas sudah tidak ada,” jelas effendhi yang juga ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Cabang Tarakan.

Dikatakannya pula, investor asal Taiwan itu sangat serius berinvestasi di kota iniKata Effendhi, soal kesiapan finansial bukan masalah bagi investor itu“Berapapun yang akan diinvestasikan dia sangat siapUangnya banyak, cuma pemanfaatannya bagaimana,” terangnya.

Diceritakan Effendhi, menurut investor itu, di negaranya saat ini sangat sulit mendapatkan keuntungan 1 ataupun 2 persen dari investasinyaKalaupun finansial itu disimpan di bank yang ada di Taiwan, paling keuntungan yang diperoleh hanya mencapai 0,05 persen“Sementara bank kita di Indonesia bisa dapat 6 persenSehingga inilah yang menarik investor luar ke Indonesia,” ungkap mantan ketua KNPI Tarakan ini.

Pada prinsipnya, membangun kepercayaan investor haruslah dibangun dengan jaminan bahwa investasi itu mendapatkan ketenangan dari pemerintah maupun masyarakatSesuai dengan visi kota Tarakan sebagai kota perdagangan dan jasaMenurut Effendhi, letak geografis Tarakan sangat menguntungkan karena sebagai pintu utama di utara KaltimKomoditi yang mau dikembangkan juga sangat banyak yang bersumber dari Tarakan dan kabupaten-kabupaten yang ada di sekitarnyaDi samping itu jika ternyata masih kurang, juga bisa mendatangkan dari Sulawesi Tengah, karena saat ini sudah ada armada kapal feri yang melayani Tarakan ke Toli-Toli

Dalam pertemuan dengan investor Taiwan itu, kata Efendhi, mereka merencanakan pertemuan kembali dengan Pemkot Tarakan yang diwakili Disperindakop-UMKM di Surabaya pada akhir pekan iniNamun Effendhi berharap investor ini dapat langsung ke Tarakan untuk melihat potensi di kota ini

“Mereka berniat ketemu kembali di Surabaya pekan depan (pekan ini), tapi saya berharap mereka bisa langsung ke Tarakan, sehingga dari apapun yang mereka rencanakan tidak seperti membeli kucing dalam karung,” tuturnyaApalagi antara Tarakan dengan Taiwan cukup dekat dari segi geografis“Jadi tidak perlu dari Taiwan lalu ke Surabaya, kemudian ke Balikpapan dan terakhir di TarakanTinggal komitmen dari pemerintah kota dan masyarakat agar tidak mengangap persoalan kecil setiap adanya persoalan lahan,” tandasnya(ash)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tren Kasus Keberatan Pajak Menurun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler